Sifat Mudah Marah Tertanam Dalam DNA

Megiza | CNN Indonesia
Jumat, 26 Feb 2016 16:25 WIB
Ukuran panjang bagian ujung kromosom DNA manusia ternyata dapat memengaruhi seberapa tinggi tingkat kesabaran seseorang.
Mudah marah ternyata berkaitan dengan DNA seseorang. (Thinkstock/Digital Vision.)
Jakarta, CNN Indonesia -- Apakah Anda mudah terpancing emosi hingga sering meributkan hal-hal ringan? Jika iya, maka Anda mungkin dapat menyalahkan DNA Anda.

Menurut ilmuwan, orang-orang dengan telomer (bagian ujung kromosom DNA) pendek disebut-sebut lebih tidak sabar. Sebuah tim peneliti di National University of Singapore menguji 1158 mahasiswa dengan memberikan tugas yang beragam untuk mengetes tingkat kesabaran mereka.

Para partisipan itu juga menjalani tes darah untuk mengukur panjang telomer mereka. Ini adalah kajian pertama yang menemukan hubungan antara pendeknya telomer dengan tingginya ketidaksabaran manusia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Telomer sendiri membungkus ujung kromosom untuk mencegahnya menjadi ganda dan juga menghindari degradasi. Kromosom sendiri cenderung menyusut tiap kali satu sel terbelah. Karenanya, telomer bekerja untuk mencegah erosi yang biasanya datang dari sel.

Pada saat telomer mencapai ukuran yang sangat pendek, maka sel akan mulai memburuk. "Telomer yang sudah sangat pendek akan memicu respon penghancuran DNA yang akan menghambat perkembangan siklus sel," tulis studi tersebut, seperti dikutip Independent.

Sebelumnya riset menyebutkan bahwa ukuran telomer dapat digunakan untuk memprediksi penyakit ataupun kematian dini. Tim peneliti pun kemudian mencari tahu apakah sifat tidak sabar dan juga impulsif berkaitan dengan penuaan sel.

"Efek yang tak diinginkan, yang berhubungan dengan ketidaksabaran, menunjukkan korelasi negatif dengan ukuran telomer. Sebuah proses yang terjadi jika dimediasi oleh respon inflamasi dan stres oksidatif," ungkap kajian tersebut.

Para peneliti juga menemukan bahwa gender mempunyai peran penting dalam panjang-pendeknya telomer. Telomer berukuran pendek pun ternyata lebih banyak dimiliki oleh partisipan wanita.

"Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketidaksabaran diterjemahkan ke dalam penuaan selular tergantung pada karakteristik individu yang berkaitan dengan gender dan genotip," menurut studi yang diterbitkan dalam jurnal berjudul Proceedings of the national Academy of Sciences. (meg/les)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER