Jakarta, CNN Indonesia -- Presenter Kartika Putri mendapat banyak pelajaran ketika berwisata ke pelosok negeri.
Menurutnya, berjalan-jalan tidak hanya untuk kepentingan
posting gambar di sosial media. Berwisata adalah waktu untuk rehat, menikmati alam dan kehidupan yang patut disyukuri dengan ragam kondisi sekitar.
"Yang bikin aku sedih, setiap pergi ke daerah aku selalu browsing. Lengkap banget penjelasan destinasi wisatanya, dari makanan, oleh-oleh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Sedangkan banyak orang Indonesia justru kalau ke daerah yang dicari kehidupan malamnya, tempat nongkrongnya. Padahal, back to nature itu bagus banget buat kita, kesehatan mata, jasmani kita," jar Kartika Putri usai audiensi duta wisata dengan menteri parawisata pada Selasa (29/3) di Gedung Sapta Pesona, Jakarta.
Kartika selalu membawa handphone dan kamera saat liburan. Namun ia akan meninggalkan semua itu di hotel ketika terpesona dengan pemandangan lokasi yang dia datangi.
“Menurutku, momen yang lebih mahal adalah memori yang aku punya. Ketika mengambil gambar jadi repot sendiri, jadi main handphone, tidak menikmati," ujarnya.
Kartika yang suka berbagai jenis tempat wisata, merasa berlibur tidak harus ke luar negeri atau yang mahal. Dia lebih senang mengunjungi tempat-tempat yang nyaman dan memberikan edukasi bagi anaknya.
"Suka semua, pantai, pegunungan, sawah. Aku bisa baca buku di tengah sawah.
“Bawa anak ke alam, memperkenalkan anak hewan-hewan dibanding gadget. Ajak anak ke kebun binatang, mengajarkan anak memberi makan ke kelinci. Sebenarnya sederhana dan murah. Sekarang banyak yang Singapura, tapi aku lebih memilih Ciwidey," ungkap Kartika.
Meski seringkali mendapat komentar pedas karena dianggap sebagai orangtua pelit, Kartika tidak peduli akan pilihan tempat wisata yang ia tuju. Menurutnya, dia dapat menikmati momen berlibur ketika dapat berinteraksi dengan alam.
Pengalamannya yang tak terlupakan adalah ketika mengunjungi Tangkahan, Sumatera Utara, hutan aktif yang masih banyak populasi harimau. Dia pun sempat melihat langsung harimau yang berkeliaran di sekitar basecamp tempatnya tinggal.
"Listriknya cuma sampai jam 6 sore, tidur di basecamp, dan buatku semua orang harus cobain itu. Ketika di basecamp ada harimau lewat, kami diam. Adrenaline terpacu. Saat cerita ke orang pun excited banget 'gue lihat harimau, lihat jejak kakinya', naik gajah keliling hutannya, kena lintah.”
Tak hanya pengalamannya menikmati alam. Saat mengunjungi pelosok negeri Indonesia, perempuan yang menyukai tempat-tempat terdalam Indonesia ini pun mendapat banyak pelajaran sosial yang membuatnya bersyukur.
"Ketika kita jalan-jalan, banyak nilai positifnya. Melihat orang yang mengambil getah karet, ada sisi sosial yang membuat kita bersyukur, 'wow saya setiap hari naik turun mobil bekerja di tempat AC, mereka menunggui getah karet, tidur di panas terik', itu kehidupan yang membuat saya jauh lebih bersyukur," ungkap Duta Wisata Pesona Indonesia ini.
Baginya hal tersebut adalah pembelajaran yang tidak ia dapat di sekolah atau manapun. "Banyak banget turis luar negeri yang ke Indonesia post di Instagram foto ibu-ibu membawa keranjang panggung. Itu yang aku syukuri juga.
“Kita harus smart, kenapa mereka bangga dengan itu, karena mereka mengapresiasi kehidupan yang tidak gampang, yang tidak mereka temukan di sana. Pariwisata mendewasakan kita dan untuk jadi pribadi yang baik."
(sil/sil)