Bipolar Dapat Dideteksi Lewat Buku Mewarnai

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Jumat, 15 Apr 2016 17:01 WIB
Pemilihan warna yang sulit diprediksi dalam beberapa kali uji coba dianggap dapat dijadikan sebagai pertanda adanya kecendrungan bipolar atau tidak.
Ilustrasi. (Ollinka/Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tak hanya dijadikan sebagai penyeimbang logika dan rasa, penggunaan buku mewarnai untuk orang dewasa ternyata juga digunakan sebagai pengukur kondisi bipolar oleh psikolog. Hal itu ditelusuri melalui umum atau tidaknya pemilihan warna yang digunakan.

"Orang yang moody seperti bipolar, pemilihan warnanya sulit diprediksi karena dapat berbeda-beda setiap kali pengetesan," kata Dosen dan Praktisi Psikologi Universitas Atma Jaya, Vierra Adella kepada CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.

"Nah orang dengan kondisi seperti ini bagi para ahli lebih mudah mengindentifikasi tanda-tanda mood naik turun melalui terapi warna. Karena mewarnai dapat menangkap sesaat suasana hatinya," ujarnya.
Suasana hati, menurut Vierra, adalah bagian dari karakter yang ada pada seseorang, namun dalam kondisi sementara. Suasana hati ini lebih dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dibandingkan kondisi diri pribadi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan pada kondisi orang dengan bipolar, suasana hati yang terjadi dapat berubah dengan sangat cepat dari mania atau bahagia, hingga menjadi depresi.

Kondisi bipolar disebut juga oleh psikiater sebagai gangguan suasana hati yang kronis dan berat, hingga mengganggu kualitas hidup serta membuat tidak nyaman orang dengan bipolar atau OBD.

Dalam ilmu psikologi, terapi warna ini juga disebut sebagai tes proyeksi yang dapat memberikan gambaran tertentu atas kondisi jiwa seseorang. Dengan kata lain, setiap warna diinterpretasikan sebagai kondisi tertentu sebuah jiwa.
"Pengetesan warna ini baiknya dilakukan secara kontinu. Ini bisa diamati penggunaan warnanya. Bagi orang dengan gangguan mood, biasanya akan sangat cepat berubah warna," kata Vierra.

"Bukan sebuah tanda yang baik misalkan siang ini menggunakan merah, kuning, biru, kemudian sesaat berikutnya berubah menjadi hitam semua atau dengan warna yang gelap. Dalam psikologi, warna gelap identik dengan kondisi tertekan," ujarnya.
Tak hanya itu, tes warna ini juga memungkinkan digunakan untuk menguak karakter seseorang berdasarkan keputusannya dalam memberi warna pada gambar. Identifikasi karakter dapat dilihat dari ketangguhan atau kesabaran dalam mengerjakan, atau dari pemilihan warna yang digunakan.

Para psikolog memegang pemahaman bahwa kreatifitas dan seni adalah hal yang otentik. Dengan menguji kreatifitas pada seseorang, psikolog dapat membantu mengeluarkan karakter lain di luar kepribadian yang tampak di keseharian.

(meg)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER