Karya Klasik dan Liar Sepuluh Desainer Buka Fashion Nation

Agniya Khoiri | CNN Indonesia
Jumat, 15 Apr 2016 19:30 WIB
Karya sepuluh desainer papan atas Indonesia dan satu desainer Asia yang penuh dengan unsur seni teatrikal menjadi penanda dibukanya Fashion Nation kesepuluh.
Kolaborasi Priyo Oktaviano dari Indonesia dan Frederick Lee dari Singapura dengan Couture Collection mereka menjadi opening night Fashion Nation
Jakarta, CNN Indonesia -- Sepuluh desainer papan atas Indonesia memamerkan karyanya dalam pembukaan gelaran Fashion Nation di Senayan City, tadi malam, Kamis (14/4). Parade karya Ari Seputra, Barli Asmara, Denny Wirawan, Didi Budiarjo, Eddy Betty, Mel Ahyar, Priyo Oktaviano, Sapto Djojokartiko, Tri Handoko dan Rinaldy A. Yunardi bersatu dalam sebuah tema bertajuk A Decade of Pure Decadance.

Didaulat untuk kelima kalinya sebagai pengisi ajang fesyen ini, Priyo Oktaviano mengaku karyanya kali ini sangat berbeda dari gelaran fesyen sebelumnya. Dikenal sebagai desainer yang kerap mengangkat kekuatan kain dan budaya Indonesia, Priyo memutuskan untuk menampilkan 20 koleksi busana bertema 'Potpourri'.

Untuk koleksi semi couture bergaya Prancis klasik ini, Priyo mendapatkan inspirasi dari bunga kering 'Potpourri' yang kemudian diimplementasikan dengan gaya rococco, dipopulerkan oleh Madame Pompadour dan Marie Antoinette.
Kolaborasi Priyo Oktaviano dari Indonesia dan Frederick Lee dari Singapura dengan Couture Collection mereka menjadi opening night Fashion Nation " A Decade of Pure Decadance" di Fashion Nation, Senayan City, Jakarta, Kamis 14 April 2016. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Warna-warna pastel dan powdery yang hadir dalam koleksinya kali ini, dikerjakan dengan teknik bordir dan 3D embroidery serta dipadukan dengan renda klasik, payet mutiara dan juga fringe. Teknik bordir tersebut diakui Priyo menjadi tantangan. Salah satu gaunnya bahkan menghabiskan waktu pengerjaan hampir satu tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tantangan membuat bordir di atas bahan lace chantily dan organdy yang dipadu padan di atas permukaan kain berbeda. Ini taraf pembelajaran mengolah teknik yang baru. Kesulitan lebih dalam hal waktu, gaun finalnya hampir satu tahun pengerjaannya karena delicate dan detil sekali," ungkap Priyo kepada CNN Indonesia.

Penggunaan bahan delicate seperti chantily lace dan bahan-bahan ringan yang memiliki efek sheer seperti tullie, voile, organdy, dan linen, membuat gaun-gaun Priyo tampil menunjukkan esensi romantik dan sisi feminin yang klasik.
Priyo Oktaviano mengeluarkan koleksinya dengan warna-warna pastel dan powdery yang dikerjakan dengan teknik bordir dan 3D embroidery. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Berbanding terbalik dengan Priyo, desainer mancanegara yang ambil bagian dalam Fashion Nation kali ini, Frederick Lee justru lebih menampilkan karakter berani. Hal itu terlihat dari 20 koleksi Lee yang mengusung tema bertajuk 'A Wild Botanica Dream'. Karyanya disebut beraliran modern romantic dengan dimensi warna cerah.

Perpaduan ironis antara kekuatan bentuk dan tekstur menjadi pilihan Lee. Kombinasinya tersebut menghasilkan rancangan yang mengesankan sebuah 'rahasia' yang mengaburkan batas radikal dan gaun malam, dengan keseksian yang tak terduga namun tetap glamour.

Sebagai couture-fashion desainer yang kerap memadukan karyanya dengan unsur seni dan teatrikal. Lee yang telah 20 tahun berkarya pun, dikenal selalu konsisten menampilkan unsur drama dengan gaya flamboyan dan glamornya.


(meg)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER