Olahraga Mahal, Antara Harga Diri dan Petualangan

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Sabtu, 07 Mei 2016 08:44 WIB
Psikolog menilai ada dua hal yang bisa menjadi alasan seseorang gemar melakukan hobi olahraga mahal. Mulai dari hasrat untuk dikenal hingga terpicu hormon.
Ilustrasi. (Wesleyjharrison/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ada banyak pilihan yang dapat dilakukan seseorang untuk mengolah tubuh. Dilihat dari sisi arena, kegiatan menguras keringat bisa dilakukan di dalam ataupun di luar ruang. Di antara keduanya, olahraga luar ruang terbilang lebih banyak memberikan tantangan.

Sebut saja olahraga seperti offroad, diving, atau skydiving. Tiga jenis olahraga itu identik dengan kegiatan para pemburu adrenalin tinggi. Namun, tak sekadar membutuhkan mental yang tangguh, mereka yang menggemari olahraga yang bersentuhan langsung dengan alam itu juga biasanya dituntut bujet yang tak sedikit demi memuaskan gairah.

Menurut dosen sekaligus praktisi psikologi Universitas Atma Jaya, Vierra Della, seseorang yang mempunyai hobi melakukan olahraga 'mahal' dapat dikategorikan menjadi dua jenis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertama adalah orang yang hanya melakukan kegiatan untuk menghabiskan uang semata alias melihat dari sisi mahal, sedang yang kedua adalah orang yang mencari sesuatu yang mengandung unsur petualangan.

"Ini sebenarnya terkait dengan kebutuhan dari masing-masing individu. Kalau yang hanya melakukan untuk kegiatan mahal saja biasanya terkait dengan kebutuhan untuk terkenal atau dikenal, yang sebenarnya sudah ada di setiap individu," kata Vierra, saat berbincang dengan CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.

"Yang dikejar oleh orang tipe ini adalah 'mahal'nya. Logikanya mana ada yang mau keluar uang banyak kalau tidak ada efeknya?" imbuhnya.

Vierra memaparkan, kebutuhan akan dikenal ini terkait pada harga diri yang ada pada tiap pribadi manusia. Harga diri itu, disebut Vierra, hanya dapat dikejar melalui kemampuan atau atribut.

Kemampuan seseorang dalam melakukan sesuatu dapat menjadi penarik perhatian orang lain sehingga harga diri orang yang disorot dapat naik. Namun bila tak memiliki kemampuan yang memadai, maka atribut menjadi solusi agar dapat mengangkat harga diri seseorang.

"Sebenarnya kalau dicek lagi, isi dari hobi tersebut bisa sama saja dengan orang lain. Namun value yang ada di mata orang lain itu lebih, dan itulah yang dibeli oleh orang tipe," kata Vierra.

Mengenai tipe kedua, Vierra mengategorikan orang-orang yang gemar dengan petualangan. Kegiatan berpetualang seperti paralayang, bungee jumping atau offroad, yang dapat memacu adrenalin, dianggap Vierra, menjadi mahal karena masalah proteksi atas risiko kegiatan itu.

Karena berhubungan dengan adrenalin, maka yang menyukai kegiatan ini memang orang dengan kadar hormon berlebih. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal berfungsi meningkatkan aliran darah baik ke jaringan atau ke jantung, hingga mengatur gula darah.

Namun hormon ini juga disebut dapat membuat seseorang bertindak yang diambang risiko. Orang dengan hasrat berlebih untuk melakukan kegiatan berisiko baik secara fisik, sosial, hukum, ataupun finansial disebut adrenaline junkie.

"Nah orang dengan kondisi mencintai hal yang menantang ini tidak akan ragu untuk mengeluarkan uang. Walaupun dalam kondisi terbatas, dia akan tetap punya mimpi mengejar hal tersebut, karena sensasi yang dirasa saat melakukan tindakan adrenalin," kata Vierra.

"Ini masalah biologis-psikologis. Biologis yaitu saat ia merasa tubuhnya enak dan psikologis ketika puas karena dapat menaklukkan sesuatu. Mereka yang dalam kondisi ini memang sudah berbeda dari segi fisiologi tubuhnya," lanjut Vierra.

Dalam tubuh manusia, terdapat saraf simpatik dan parasimpatik. Saraf simpatik akan berkaitan dengan kondisi berisiko, berkebalikan dengan parasimpatik yang bereaksi saat kondisi aman dan santai.

Menurut Vierra, jika seseorang dengan hobi adrenalin semakin dipancing tindakan berisiko maka saraf simpatik akan makin bereaksi menimbulkan sensasi nikmat. Sensasi tersebutlah yang membuat seseorang 'ketagihan' melakukan tindakan berisiko.

"Kalau ditanya apakah itu penyimpangan, tergantung apakah dilakukan berlebihan atau tidak? Beberapa ada yang hanya ingin pamer dan ingin dikenal, beberapa yang lain karena memang dirinya punya karakter unik dan otentik," kata Vierra.

(meg)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER