Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah rancangan undang-undang (RUU) baru diperkenalkan ke Senat dan Dewan Perwakilan AS, pekan lalu, untuk menguraikan ruwetnya klasifikasi makanan kedaluwarsa.
Aturan yang akan diperkenalkan itu bakal menjadi standarisasi pelabelan makanan di tingkat negara, yang diharapkan jadi jalan keluar bagi masalah sampah makanan yang makin meningkat di Amerika Serikat.
“Bertolak belakang dengan yang diyakini masyarakat, label tanggal kedaluwarsa kerap tidak mengindikasikan apakah makanan itu aman untuk dimakan. Hasilnya, kita membuang banyak sekali makanan yang masih bagus ke tong sampah,” ujar Dana Gunders, penulis Waste-Free Kitchen Handbook dan Ilmuwan Senior di Dewan Pertahanan Sumber Daya Alam seperti dilansir
Food and Wine.
“RUU ini akan membantu menjernihkan apa sebenarnya arti dari tanggal di label makanan, sehingga makanan lebih banyak ada di piring ketimbang di tempat pembuangan sampah.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah penelitian menunjukkan hingga 90 persen masyarakat Amerika membuang makanan yang masih bagus karena
salah kaprah membaca label tanggal kedaluwarsa.
Hal ini menyebabkan sejumlah besar makanan yang terbuang di AS setiap tahun, yang nilainya mencapai US$162 miliar atau setara lebih dari Rp2 ribu triliun, menurut Dewan Pertahanan Sumber Daya Alam AS. Artinya, setiap keluarga di AS rata-rata membuang makanan senilai US$1.500 (Rp20 juta)
Musim gugur lalu, pemerintah Obama membuat target mengurangi sampah makanan AS hingga 50 persen pada 2030, dan itu mendukung RUU baru tersebut, yang diyakini akan menjadi langkah besar untuk dapat mencapai target.
Anggota parlemen dari Maine, Chellie Pingree, yang memperkenalkan The Food Labeling Act bersama senator Richard Blumenthal dari Connecticut, mengajukan lebih banyak sistem pelabelan seragam untuk membantu masalah kebingungan konsumen.
Sistem baru yang akan diterapkan secara nasional ini hanya punya dua label, yakni yang menandakan kualitas makanan sedang baik, dan satu lagi menunjukkan makanan tersebut tak aman lagi dimakan.
“Kini saatnya mengakhiri kebingungan dan menghentikan membuang makanan yang masih bagus,” kata Pingree.
Saat ini, belum ada standar nasional bagi label makanan, kecuali untuk formula anak-anak. Pingree dan kolega legislatifnya berharap adanya aturan yang lebih ketat dan dengan bahasa yang lebih universal, agar dapat membantu mengurangi makanan yang masih bagus ada di tempat sampah.
(sil)