Jakarta, CNN Indonesia -- Di atas atap sebuah bangunan kosong kota Zagreb, Kroasia, seorang pria bernama Dino Helvida berhati-hati menusuk-nusuk tubuh kliennya. Seorang wanita bernama Kaitlin merebahkan tubuhnya di sebuah meja panjang.
Bagian perut, paha dan wajah Kaitlin ditusuk oleh Helvida untuk dicantolkan beberapa kail. Tak lama setelah itu, tubuh wanita yang penuh dengan rajahan tattoo itu diangkat dengan menggunakan kerangka tali berbahan logam, dan membiarkannya tergantung di udara.
Helvida, 27, diketahui berprofesi sebagai artis piercing dan ahli suspensi tubuh dari Bosnia Herzegovina, yang telah melakukan aksi ini sejak enam tahun lalu. Dia dikenal kerap menantang orang-orang yang berani mengikuti tusuk tubuh ekstrim.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proses piercing dilakukannya dengan berhati-hati dan didampingi oleh kekasihnya yang bernama Zorana.
Tahapannya adalah menusuk kulit dengan jarum berukuran tertentu, mengaitkan kail dari logam, kemudian mencantolkannya dengan tali logam untuk kemudian diangkat.
"Anda dapat membuat satu kaitan atau 100. Anda akan dipasangkan pengait yang berbeda, untuk membuat posisi yang juga berbeda-beda. Masing-masing pengait berbeda karena menyesuaikan tempatnya dipasang," kata Helvida kepada
Reuters.
"Jadi semuanya telah diperhitungkan dan aman," ujarnya.
Dalam aksinya bersama Kaitlin, Helvida menghabiskan waktu sekitar satu jam. Beberapa orang menyebut praktek ini membuat mereka benar-benar merasa seperti hidup. Kaitlin pun tak terdengar mengeluh sakit selama proses ini dilakukan.
"Ini memang menyakitkan. Piercing sangatlah menyakitkan, tapi ini seperti piercing pada umumnya," kata Helvida.
"Piercing sembuh dengan sangat cepat, sekitar dua minggu. Saya pernah dikaitkan dengan pengait logam itu di dahi, dan kini tak ada orang yang bisa melihat bekasnya," ujarnya.
Mengenai berapa lama kliennya akan menggantung di tali logam, Helvida mengatakan hal itu tergantung posisi yang mereka inginkan dan juga yang ingin mereka rasakan.
"Beberapa orang bertahan sampai empat hingga lima jam. Tapi ada juga yang hanya membutuhkan waktu tiga detik," ujarnya.
Helvida juga mengatakan, di Ibu Kota Kroasia sendiri, aksi suspensi tubuh yang juga dianggap sebagai fetisisme dan atraksi seni ini tidak terlalu populer seperti di Amerika.
"Saya menonton sebuah film dokumenter tentang suspensi tubuh dan ketika saya melihatnya saya tahu kalau saya harus melakukannya," kata Helvida.
"Memang sangat sulit untuk dijelaskan seperti apa rasanya. Tapi bagi saya, aksi ini dapat melepaskan aura negatif dan membawa rasa positif."
 (REUTERS/Antonio Bronic) |
(meg)