Jakarta, CNN Indonesia -- Bila kebanyakan pengunjuk rasa melakukan aksi demo dengan membakar ban atau melempar telur hingga batu, maka berbeda halnya di Ghent, Belgia. Dewan Kota setempat dihujani ribuan kilogram kentang goreng sebagai bentuk aksi protes warga setempat.
Hal ini bermula ketika pemerintah setempat membuat peraturan baru yang membuat harga sewa tempat berdagang para tukang gorengan ini naik lima persen. Demikian kabar yang dilansir dari
Mashable Prancis.
Peraturan baru tersebut tak disetujui oleh para pedangang yang kemudian mengajukan peninjauan kembali. Setelah dua kali kalah di meja hijau, para pedagang meluapkan frustasi mereka dengan mengirim Balai Kota dengan 'bom' kentang goreng beku.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Selasa (14/6) malam, beberapa pedagang yang kecewa menghujani Balai Kota setempat dengan dua ton kentang goreng beku. Kentang goreng tersebut sontak memenuhi jendela, kusen, tangga, dan halaman gedung pemerintahan di pusat kota Ghent itu.
Akibatnya, sejak pagi para petugas kebersihan dan keamanan Ghent berupaya membersihkan ribuan kilogram kentang goreng yang tersebar di celah-celah balai kota.
Seperti dilansir De Standaard, menurut Badan Keuangan Ghent, Christophe Peeters menyatakan bahwa gugatan yang diajukan para pedagang dianggap tidak berdasar oleh pengadilan setempat.
Gugatan yang dilakukan oleh pedagang dianggap sebagai bentuk reaksi ketakutan akan kehilangan sewa tempat usaha mereka sendiri.
Bentuk protes dari pedagang berupa 'hujan' kentang goreng itu pun dianggap Peeters sebagai kenyataan pahit dari menghambur-hamburkan makanan. Ia menambahkan, wilayah publik Ghent tercemar akibat ulah pengecut oknum pedagang.
(meg)