Jakarta, CNN Indonesia -- Mendokumentasikan kehidupan dengan kamera dapat menjadi pengalaman yang bertentangan. Di satu sisi, foto membuat kenang-kenangan yang luar biasa. Di sisi lain, ada sesuatu yang bisa dikatakan sebagai cara menikmati teknologi.
Namun, jika Anda termasuk orang dengan obsesi fotografi dan memenuhi sosial media Instagram Anda, maka sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa Anda mungkin mengalami sesuatu yang lebih dari sekadar memanfaatkan teknologi.
Sebuah studi yang baru-baru ini diterbitkan dalam
Journal of Personality and Social Psychology menemukan bahwa berhenti pada saat berjalan untuk mengambil gambar dapat meningkatkan pengalaman tertentu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama studi tersebut dilakukan, para periset dari University of Pennsylvania, University of Southern California dan Yale University mengobservasi lebih dari 2000 partisipan.
Ribuan orang itu dikaitkan dengan enam aktivitas berbeda yang di antaranya adalah makan siang, menyaksikan konser Rihanna, mengikuti tur bus virtual, melakukan kegiatan seni dan kerajinan tangan dan berjalan-jalan di museum.
Dari masing-masing eksperimen tersebut, periset meminta setengah orang dari masing-masing grup mengambil foto dari pengalamanan mereka, sedang sisanya diminta tidak menggunakan kamera.
Usai melakukan masing-masing aktivitas tersebut, mereka diminta untuk mengisi kuesioner yang mengukur tingkat kebahagiaan mereka dan rasa keterkaitan mereka.
Para periset kemudian menemukan bahwa para partisipan yang mengambil foto dalam aktivitas mereka ternyata sangat menikmati pengalaman yang mereka rasakan, dibandingkan dengan yang tidak.
"Salah satu faktor penting yang dibuktikan adalah efek merasakan kenikmatan dari aktivitas yang mereka lakukan. Mereka (orang-orang yang memotret) juga secara alami masuk dalam sebuah pengalaman yang berbeda," ujar para penulis dalam jurnal, seperti dilansir
Huffington Post.
Dalam aktivitas perjalanan ke museum, sebagai contohnya, para periset memberikan para partisipan sebuah kacamata pendeteksi, yang akan mengetahui berapa lama dan seberapa sering si partisipan menyimak benda-benda artefak.
Studi ini menemukan bahwa mereka yang mengambil foto di dalam museum lebih terpaku pada potongan-potongan yang dipamerkan di museum.
Meski begitu, memotret tidak menjadi satu-satunya elemen yang bisa memberikan pengalaman lebih untuk seseorang. Para periset juga menemukan bahwa berencana untuk memotret atau mengambil gambar dapat meningkatkan kenikmatan.
Lantas, apa yang menyebabkan orang-orang yang memotret ternyata lebih menikmati pengalaman mereka? Menurut para periset, hal itu dikarenakan ada perasaan yang berhubungan dengan momen tertentu, yang muncul pada saat mereka memotret.
(meg)