Jakarta, CNN Indonesia -- Banyak orang bercita-cita bisa berkeliling dunia, tak terkecuali Ian Mackay. Padahal kondisi kaki warga Washington D.C, Amerika Serikat, ini tidak seperti orang kebanyakan. Kakinya tak mampu berjalan, apalagi berlari.
Namun bukan Ian namanya bila tak hendak melangkah maju. Dengan kursi roda elektrik, ia berkeliling dunia untuk menebar kepedulian soal pentingnya suatu kawasan memiliki jalur dan parkiran khusus penyandang disabilitas.
Tentu tidak mudah bagi Ian, yang oleh laman
Mashable disebut
quadriplegic man, untuk menjelajah alam dengan kursi roda elektrik. Apalagi lingkungan alam memang tidak ramah bagi penyandang disabilitas. Namun justru ini tantangannya.
 Saat cuaca terik, Ian MacKay tetap melaju dengan kursi roda elektrik, tak lupa memasang payung. (Screenshoot via Twitter/@iansride2016) |
Ian pun memulai perjalanan yang diberi tema ‘
Ian’s Ride’ sepanjang 482 kilometer selama sepuluh hari yang dimulai pada Sabtu lalu (13/8). Rutenya melewati Washington, menembus Oregon, Victoria, British Columbia, dan berakhir di Portland,
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak lupa Ian mencuitkan pengalamannya via akun Twitter @iansride2016, dari melintasi
hutan sampai meladeni
wawancara dengan media massa setempat, sebagaimana kemarin, Selasa (16/8). Saat cuaca terik, ia menggunakan payung.
Ian memang tidak sepenuhnya bertualang dengan kursi roda elektrik. Saat lelah, ia naik mobil yang mengawalnya. Saat meluncur dengan kursi roda elektrik, tak jarang Ian ditandem para pengendara sepeda lain yang mengetahui kampanye
Ian’s Ride. Pria berambut gimbal ini menyandang cacat setelah mengalami kecelakaan saat bersepeda di usia 26 tahun, pada 4 Juni 2008. Ketika itu, ia mengayuh sepeda seperti biasa dari kampus ke rumah, melewati jalur yang familiar, di Santa Cruz, California.
“Saya mengalami kecelakaan dan remuk. Leher saya remuk,” Ian menceritakan kepada Mashable pengalaman masa lalu saat melewati jalanan berpasir, yang membuatnya kehilangan keseimbangan dan jatuh terguling-guling. Kepalanya menghantam sebuah pohon.
Padahal saat itu, Ian menggunakan helm. Tapi hantaman keras membuatnya cedera parah. Kondisi Ian yang kini berusia 34 tahun berangsur membaik, namun ia hanya bisa bisa menggerakkan bahu, sementara tubuh bagian bawahnya mengalami cacat permanen.
Meski kakinya tidak mampu melangkah lagi, Ian tetap bersemangat berjalan-jalan menggunakan kursi roda elektriknya. Bukan sekadar mencapai suatu destinasi, melainkan juga menebar kepedulian soal kebutuhan jalur dan parkiran khusus penyandang cacat.
“Dukung laporan ketidakpuasan pengguna kendaraan di lalu lintas kota Seattle. #iansride2016 rolls on. Hari yang cukup melelahkan,”
cuit Ian, pada Selasa (16/8). Tentu saja ia kecewa mendapati ketidakadilan bagi penyandang cacat di jalanan.
“Kebanyakan dari kami—penyandang cacat—tidak memiliki kemewahan akses mudah ataupun jalur indah,” kata Ian kepada Mashable. “Seringkali kami terhenti di tepi, dan kami tidak ingin menanggung risiko bila melanjutkan perjalanan.”
Kini, memasuki hari ke-lima perjalanannya, Ian mulai kebanjiran
e-mail dari para pengendara sepeda di berbagai penjuru dunia. “Mereka menyertakan foto jalur khusus pengendara sepeda di dekat tempat tinggalnya dan mengajak saya berjalan-jalan ke sana.”
Tentu saja, Ian antusias. Apalagi tidak sedikit organisasi dan komunitas yang menawarkan kemudahan berkelana dengan rute yang lebih jauh. Ia jelas bersuka cita, “Sekarang saya bisa membuat skenario [perjalanan[ yang lebih baik dan lebih mungkin.”
(vga/vga)