Jakarta, CNN Indonesia -- Menpar Arief Yahya berencana membangun ribuan homestay di 10 Top Destinasi Prioritas. Sebab, Syarat sebuah destinasi siap dipromosikan, yakni harus memiliki 3A, Atraksi, Akses dan Amenitas. Oleh karena itu, Ketua Pokja Tim percepatan 10 Top Destinasi Kementerian Pariwisata mengadakan Sayembara Desain Arsitektur Nusantara.
Akses terkait dengan bandara, flight dan airlines, dermaga, pelabuhan, cruise, yacht, stasiun kereta, dan lainnya. Atraksi terdiri dari alam, budaya, dan man made. Sedangkan Amenitas adalah fasilitas pendukung destinasi seperti hotel, restoran, café, convention, golf course, dan lainnya.
Hiramsyah Sambudhy Thaib sebagai Ketua Pokja Tim percepatan 10 Top Destinasi Kementerian Pariwisata mengajak para desainer, arsitek, ahli gambar untuk ikut serta dalam sayembara tersebut. Ini jadi tantangan menarik, Sayembara Desain Arsitektur Nusantara untuk rumah wisata (homestay).
Percepatan Amenitas salah satunya dengan membangun homestay. Hal ini jadi langkah antisipasi untuk menyiapkan akomodasi cepat dan melibatkan masyarakat di kawasan pariwisata. Tujuannya agar mereka mendapatkan manfaat ekonomis langsung dari pengembangan destinasi. Kalau membangun hotel, resort, dan convention itu jadi rencana jangka panjang dan harus dengan investor. Homestay lebih cepat, lebih murah, dan impact-nya langsung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Tapi homestay yang menjadi penyokong kawasan pariwisata itu tetap harus keren. Presiden Joko Widodo mengharapkan desainnya menggunakan arsitektur nusantara. Misalnya rumah adat Minang di Sumatera Barat, ada begonjongnya. Adat Borneo ada rumah panggung dan ornamen Dayak. Adat Jawa ada bentuk atap joglo atau limas an dan sebagainya. Sehingga saat wisatawan datang ke destinasi itu sudah tercipta suasana lokal wisdomnya,” kata Arief Yahya.
“Aanwijzing atau penjelasan sayembara akan dilakukan pada 16 Agustus 2016. Batas akhir penerimaan karya, pada tanggal 20 September 2016, pukul 17.00 WIB. Sedangkan pengumuman dan penyerahan hadiah dilakukan oleh Menteri Pariwisata RI pada tanggal 27 September 2016. Masih cukup waktu untuk memikirkan desain arsitektur itu, silakan bergabung di sayembara ini, dan raih hadiah total Rp 1M,” ajak Hiramsyah, yang juga Mantan Ketua Asosiasi Kawasan Pariwisata Indonesia itu.
Hiramsyah menambahkan, judul sayembara, yakni Sayembara Desain Rumah Wisata (Homestay) Nusantara. Lalu Tema Sayembara adalah Sayembara Desain Arsitektur Nusantara untuk mendukung Pengembangan 10 Destinasi Wisata prioritas Indonesia.
“Tujuannya, memberikan kesempatan Arsitek di seluruh Indonesia untuk turut memajukan arsitektur Nusantara. Selain itu, untuk memberikan solusi kepada kementrian Pariwisata dalam mengembangkan kawasan wisata dengan desain yang terbaik. Lalu, untuk mendukung program pengembangan 10 destinasi wisata di Indonesia yang diprioritaskan oleh Pemerintah. Tidak ketinggalan, untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat di 10 destinasi wisata prioritas untuk memiliki hunian yang dapat disewakan kepada para wisatawan,” jelas Hiram.
10 destinasi prioritas itu nantinya bisa Anda temukan di Danau Toba Sumatera Utara, Tanjung Kelayang Bangka Belitung, Tanjung Lesung Banten, Kepulauan Seribu DKI Jakarta, Borobudur Jawa Tengah, Bromo tengger – Semeru Jawa Timur, Mandalika Lombok – NTB, Labuan Bajo, Flores – NTT, Wakatobi, Sulawesi Tenggara dan Morotai, Maluku.
Sementara untuk spesifikasi bangunan akan dibuat dengan Judul Karya, Konsep Perancangan, Gambar Denah, Tampak, dan Potongan Bangunan yang akan digunakan sebagai hunian sewa di daerah wisata. Dalam Gambar Denah sudah mencakup kamar pemilik bangunan, kamar yang disewakan, serta kamar mandi dan dapur yang dapat digunakan bersama-sama. Desain Bangunan, berupa rumah tunggal, berlantai satu atau dua tipe bangunan berjenis Landed House atau Rumah Panggung.
Luasan bangunan sekitar 36 m2. Desain sudah mencakup 36 m2 luas bangunan dengan potensi pengembangan menjadi 54 m2. Estimasi biaya pembangunan Rumah Wisata Nusantara seluas 36 m2 yang dimaksud di atas adalah sebesar Rp125.000.000,- . Dalam Konsep Perancangan, efisiensi biaya pembangunan diupayakan menggunakan material lokal atau daerah setempat.
Desain harus mengambil inspirasi dari desain rumah tradisional setempat. Ketika mendaftar, peserta ditetapkan
destinasi wajib yang harus dibuat rancangannya.
Destinasi wajib ini ditetapkan berdasarkan sistem yang sudah diurutkan oleh panitia sesuai dengan daftar destinasi di atas.
Selain
destinasi wajib yang ditetapkan oleh panitia, peserta diberikan kesempatan untuk menentukan maksimal dua
destinasi pilihan. Seorang pendaftar sayembara, pada saat mendaftarkan diri, ditetapkan destinasi lokasi wajib misalnya, Borobudur. Bila ia ingin merancang Rumah Wisata dilokasi lain, misalnya di Morotai, maka yang bersangkutan dapat memilih Morotai saat mendaftarkan
destinasi pilihan.
Peserta hanya diperkenankan mengirimkan satu karya untuk satu destinasi wisata,” jelas Hiram.
Materi pemenang sayembara dan
Hak Cipta Ekonomis dari karya pemenang menjadi milik Penyelenggara, yaitu Kementerian Pariwisata RI, Badan Ekonomi Kreatif RI, dan PT Propan Raya. Selain itu, dapat digunakan sebagai media promosi. Desain dapat digunakan oleh masyarakat luas sesuai kepentingan dari pihak penyelenggara.
Namun
Hak Cipta Moral pada Karya akan tetap merupakan milik peserta. Di mana pihak penyelenggara akan tetap mencantumkan nama pemenang pada setiap desain, baik yang dipublikasikan atau yang dibangun.
“Peluncuran Sayembara sudah dilakukan sejak 22 Juli 2016. Pendaftaran dimulai pada tanggal 1 Agustus hingga 20 September 2016. Penjelasan (aanwijzing) dilakukan pada 16 Agustus 2016. Batas akhir penerimaan karya pada 20 September 2016. Penjurian dilakukan pada tanggal 22 September 2016. Pengumuman Pemenang 27 September 2016, ‘’ ujar Hiram lagi.
Pendaftaran sudah dibuka sejak awal Agustus dan rencanya akan dibuka sampai tanggal 20 September 2016. Syarat dan ketentuan, silakan klik di
www.arsitekturnusantara.propanraya.com. Link tersebut akan memberikan Anda informasi yang lengkap, segala aspek, serta persyaratan yang diperlukan.
(odh/odh)