Dua Langkah Lagi, Pariwisata Manado Capai Kemajuan

Advertorial | CNN Indonesia
Rabu, 24 Agu 2016 23:15 WIB
Salah satu contoh konkret CEO Commitment yang sukses dalam memajukan pariwisata di daerah adalah Manado, Sulawesi Utara.
Foto: adv
Jakarta, CNN Indonesia -- Seperti yang telah diutarakan oleh Menteri Pariwisata RI – Arief Yahya, CEO commitment adalah perihal utama dalam mengembangkan pariwisata di sebuah daerah. Hal ini bisa dibuktikan dari pimpinan daerah yang serius dan cepat untuk mengembangkan pariwisata agar mengalami kemajuan. Jika tidak ada komitmen, potensi wisata tidak akan tereksplorasi dengan baik.

Salah satu contoh konkret CEO Commitment yang sukses dalam memajukan pariwisata di daerah adalah Manado, Sulawesi Utara. Pasalnya, ada dua hal baru yang akan hadir untuk meningkatkan pariwisata di Manado pada 1 September mendatang. Pertama, direct flight Manado ke 6 kota di China akan berlanjut ke regular flight yang terjadwal harian, jadi bukan lagi chartered flight. Lalu akan disediakan juga rute PP Manado-Davao-Filipina. “Ini adalah kemajuan di bidang akses yang sangat berarti bagi pariwisata di Manado dan Sulut untuk pasar Tiongkok,” jelas Happy Korah - Kadispar Sulawesi Utara.

Dengan adanya penerbangan langsung ini, diharapkan jumlah turis yang datang ke Indonesia akan lebih meningkat. “Mulai 1 September ada penerbangan langsung Manado-Davao dengan Wings Air. Namun Lion Air Group belum menyurat terkait slot time (jadwal kedatangan dan keberangkata),” papar Halendra Waworuntu - General Manager Angkasa Pura I Bandar Udara Sam Ratulangi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jumlah kunjungan wisatawan diyakini akan meningkat dengan adanya pembukaan rute PP Manado-Davao City. Hal ini didukung oleh jarak Manado yang dekat dengan. Tidak sampai 1.000 km atau sekitar 90 menit terbang dengan Boeing 737-800, Davao-Manado sudah bisa dijelajahi. Jika dikolaborasikan dengan wisata di Manado dan destinasi pariwisata lain yang sudah berkelas dunia, peningkatan akan wisatawan bisa meningkat drastic.

“Atraksinya sudah kelas dunia. Wisata baharinya kuat, baik underwater maupun bentang pantai. Jadi pembukaan rute Manado-Davao ini sudah pas. Aksesnya dekat ke Pulau Cebu, Davao, Filipina. Turis di sana bisa ditarik juga ke Manado,” timpal Gubernur Sulawesi Utara - Olly Dondokambey.

Tak hanya Lion Group yang melirik rute Manado-Davao, maskapai penerbangan Brunei, Korea Selatan dan Jepang juga sudah mulai menjajaki penerbangan antar negara ASEAN itu. “Memang sudah mulai banyak yang tertarik membuka rute penerbangan menuju Manado. Mudah-mudahan sampai Desember 2016 bisa bertambah 12 rute penerbangan per hari,” ujar Olly.

Menteri Pariwisata - Arief Yahya memuji langkah cepat Gubernur Olly Dondokambey untuk bernegosiasi terhadap pembukaan rute penerbangan Manado-Davao. Nantinya, juga akan dikembangkan lagi ke Cebu Island. “Turis Korea yang ke Cebu Island Filipina itu lebih 1 juta orang setahun, sangat signifikan. Dua pesawat yang mengangkut ke sana, yakni Jeju Air dan Jin Air yang sudah bertemu dengan kami. Mereka juga minta mitra airline Indonesia untuk terbang lanjutan ke Indonesia dan Lion Group sangat cepat menangkap peluang ini,” kata Arief Yahya.

Sebanyak 19.465 orang terdapat kunjungan wisatawan mancanegara ke Sulawesi Utara melalui bandara Samratulangi. Angka ini didapatkan setelah ada direct flight dari delapan kota Tiongkok. Olly memprediksi kunjungan wisatawan mancanegara Tiongkok bisa mencapai 30.000 orang hingga akhir tahun nanti. Ditambah dengan akses Davao-Manado, Olly yakin kunjungan wisatawan mancanegara ke Sulawesi Utara bisa menembus angka 2.500 orang per hari.

“Perputaran uangnya besar kalau pariwisata. Saya targetkan untuk wisatawan asing yang datang membuang uang di Sulut minimal Rp15 juta per orang. Jadi kalau target kami tembus sampai 1 juta kunjungan, bisa dibayangkan dampaknya,” ujar Gubernur Olly pekan lalu.

Menurut Olly, kini pariwisata Sulawesi Utara masih memiliki tugas, yakni mengenai infrastruktur penunjang pariwisata. Contohnya, pelabuhan wisata masih belum memenuhi standar. akses menuju ke beberapa tempat wisata juga masih belum maksimal, persoalan sampah juga belum tuntas diselesaikan.

Data Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Sulut menunjukkan bahwa capaian realisasi investasi sektor pariwisata sendiri senilai Rp 93,04 miliar. Jumlahnya masih jauh di bawah sektor industri dengan porsi 32,41%, realisasi investasi mencapai Rp983,76 miliar dan energi dan sumber daya mineral mencapai Rp 251,32 miliar.

“Itu bukan kendala, tapi tantangan untuk memajukan pariwisata. Pelan-pelan sudah mulai dibenahi. Kami sudah menerima calon investor, baik perhotelan maupun yang lain. Kami mendorongnya untuk masuk," tutup Olly. (odh/odh)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER