Jakarta, CNN Indonesia -- Gempa bumi yang melanda Nepal pada April dan Mei 2015 lalu memang memilukan hati. Goncangan yang besar membuat banyak bangunan hancur berkeping-keping meninggalkan puing yang berserakan. Sebagian besar bangunan yang rusak berada di Kathmandu Valley. Rumah dan kuil-kuil keramat hancur karena getarannya.
Batu-batu yang tadinya menjadi dinding pertahanan kuil dan rumah pun berubah jadi puing tak berguna. Namun reruntuhan tersebut diberi napas kehidupan baru oleh seniman Australia, Katie Johnston.
Mengutip Lonely Planet, Johnston mengubah puing batu-batu tersebut menjadi beragam perhiasan batu. Perempuan yang terlatih dalam fashion dan desain itu kini mendedikasikan waktunya untuk menciptakan peluang baru bagi masyarakat sekitar Nepal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kebanyakan aksesori ini dibuat dari batu bata merah yang menjadai ciri khas arsitektur tradisional Nepal. Puing batu bata merah tersebut dibentuk sedemikian rupa kemudian diuntai satu per satu membentuk beragam perhiasan seperti kalung, anting, dan lainnya.
Dia memberdayakan masyarakat yang kurang beruntung untuk membuat benda-benda daur ulang untuk membuat perhiasan kontemporer dan aksesori. Perhiasan ini nantinya dijual untuk mendanai proyek-proyek lingkungan dan masyarakat yang bernaung dibawah label milik Johnston, Eco-Bling.
Pemberdayaan masyarakat dari perhiasan dan aksesori daur ulang dari puing gempa Nepal diharapkan bisa memberikan kesempatan perbaikan ekonomi bagi orang yang masih menderita.
(chs)