Pria China Rela Implan Payudara Demi Dapat Kerja

Christina Andhika Setyanti | CNN Indonesia
Rabu, 12 Okt 2016 09:41 WIB
Percaya bahwa perempuan memiliki kesempatan lebih tinggi mendapat kerja, seorang pria di China memutuskan untuk memiliki payudara besar.
Ilustrasi (Pixabay/StartupStockPhotos)
Jakarta, CNN Indonesia -- Percaya bahwa perempuan memiliki kesempatan lebih tinggi mendapat kerja, seorang pria di China memutuskan untuk memiliki payudara besar. Pria berusia 30 tahun ini melakukan implan payudara untuk meningkatkan peluangnya mendapat pekerjaan.

Pria bermarga Ho ini sudah berjuang untuk mendapatkan pekerjaan selama berbulan-bulan, namun masih gagal. Mengutip Oddity Central, ketika dia yakin bahwa terlihat seperti perempuan akan membuat banyak hal jadi lebih mudah baginya, termasuk urusan kerja.

Lalu, dia pun melakukan implan payudara dan tampil lebih feminin. Dia yakin tampil seperti ini akan menyakinkan para pengusaha dan memberinya kesempatan bekerja, meski hanya punya pengalaman kerja terbatas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sayang dia tak mampu membayar operasi pembesaran payudara. Ho pun meminjam uang sampai 39 ribu yuan (US$5.850).

Pada Agustus lalu, dia pergi ke kampung halamannya di Zhuzhou, menuju RS Ruilan Medical Cosmetic Hospital, Changsha, untuk operasi. Operasinya berjalan lancar, dan dia pun kembali ke rumah dengan ceria, memamerkan payudara barunya.

Namun sampai di rumah, keluarganya terkejut dengan dada besar Ho. Sebelumnya, dia memang tak mengungkapkan rencana operasi pembesaran payudara kepada anggota keluarga lain.

“Saya sangat takut, bagaimana bisa seperti itu? Bagaimana mungkin seorang pria dengan payudara besar bisa bertemu orang lain?” kata ibu Ho dalam sebuah wawancara.

“Saya tak bisa mengatakan berapa kali saya menangis di kamar.”

Gagal berdamai dengan penampilan baru Ho, keluarga pun terus menekannya untuk menghilangkan implan payudara itu. Akhirnya Ho memutuskan untuk menghilangkan implan.

Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga, Ho yang belum sempat memakai asetnya untuk wawancara kerja juga terus dikejar-kejar penagih utangnya.

Ternyata selama bertanya soal operasi, Ho terus diyakinkan oleh karyawan RS untuk melakukan operasi dan mengambil pinjaman.

“Mereka bilang saya bisa bayar operasi dengan pinjaman. Mereka meminta saya untuk membawa telepon dan ID card,” kata Ho.

Meskipun implan sudah dihilangkan, namun Ho terus mendapat telepon untuk menagih utangnya tiap hari. Ini menyebabkan dia hampir mengalami gangguan saraf.

Ibunya berpendapat bahwa orang-orang tega memanfaatkan Ho, karena dia mengalami masalah pendengaran, pernah gegar otak saat usia tiga tahun, dan punya masalah komunikasi dengan orang lain.

Dihubungi oleh media massa, pihak RS Ruilan mengatakan bahwa Ho sudah menandatangani perjanjian dan harus membayar pinjaman. “Dia sudah lebih dari 18 tahun. Dia sudah menandatangani dokumen,” kata juru bicara RS.

“Dia harus bertanggung jawab atas perbuatannya.”

Ho dikabarkan mengunjungi RS pada 2 Oktober 2016 lalu untuk negosiasi. Menghadapi meningkatnya tekanan dari pers dan masyarakat umum, RS Ruilan menawarkan untuk membebaskan biaya operasi. Mereka juga menawarkan Ho uang sebesar 3.000 yuan (US$450) sebagai kompensasi.

Namun saat ini belum bisa dipakstikan apakah keduanya bisa mencapai kesepakatan. (vga)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER