Jakarta, CNN Indonesia -- Tidak perlu diragukan lagi, pangan organik memang lebih menyehatkan dibanding pangan non-organik yang terpapar pestisida. Poin ini penting, terutama bagi ibu hamil dan bayi.
Selain bebas kimia, pangan organik juga menjanjikan rasa yang lebih enak dan nutrisi lebih baik, sekalipun harganya lebih mahal. Namun di sisi lain, label organik juga ‘menyesatkan’ bagi mereka yang tidak sepenuhnya memahami.
“Pangan organik tumbuh tanpa penggunaan kimia sintetik macam petisida atau pupuk artifisial, tanpa komponen modifikasi genetik, tanpa eksposur pada radiasi,” kata juru bicara Choice Nicky Breen, kepada
Huffington Post Australia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pangan organik, sebagaimana disyaratkan U.S. Department of Agriculture (USDA) melalui National Organic Program menuntut “praktek organik yang memperhatikan segi budaya, biologi, mekanik, keseimbangan ekologi serta keberagaman hayati.”
Pangan organik tak sebatas produk nabati—sayuran dan buah-buahan—saja, melainkan juga produk hewani dari daging, unggas susu, telur, sampai susu. “Mereka tumbuh tanpa obat-obatan reguler, steroid, hormon, antibiotik,” Nicky menambahkan.
Selain itu, menurut USDA, dikutip laman
Men’s Fitness, lingkungan pertanian dan peternakan organik juga harus bersih dan bermandi sinar Matahari. Kualitasnya benar-benar dijaga, dari pengerjaan awal sampai penanganan limbah.
Dengan proses pertanian dan peternakan yang begitu natural, wajar bila harga pangan organik lebih mahal. Namun ahli nutrisi Zoe Bingley-Pullin meyakini, manfaatnya yang didapat sepadan. Utamanya, tentu saja dari persepektif kesehatan.
“Pangan organik tidak memakai pestisida,” kata Zoe kepada Huffington Post Australia, “dan mengandung antioksidan tinggi.” Ia menyarankan, jangan membeli pangan organik impor demi memberi manfaat bagi pasar atau petani organik lokal.
Banyak ahli nutrisi dan media massa menyatakan, membeli pangan berlabel organik tidak menjamin produknya 100 persen organik. Pangan organik memang tidak menggunakan pestisida, tapi toh ia membutuhkan air yang juga mengandung kimia.
Wujud pangan organik tidak sempurna. Buah-buahan dan sayuran organik biasanya memiliki noda bintik. Ukurannya pun tidak kembar. Berbeda dengan produk pangan hasil lab yang berukuran jauh lebih besar, kembar dan tanpa bintik.
Meski tidak sempurna, pangan organik yang ditumbuhkembangkan secara alami menguarkan aroma yang khas. Jika tidak beraroma, bisa jadi bukan pangan organik. Jadi jangan keliru memilih pangan organik, jika kesehatan menjadi prioritas Anda.
Untuk itu, bertepatan dengan Hari Pangan Sedunia, pada Minggu (16/10), CNNIndonesia.com menyajikan Fokus
Mengulik Gaya Hidup Organik. Saatnya mengakrabi pangan organik dan memahami kemurnian pangan alami bebas kimia ini.
(vga/vga)