Jakarta, CNN Indonesia -- Bangunan bersejarah yang merupakan salah satu ikon Italia, Colosseum, mengalami penambahan retak setelah gempa berkekuatan skala 6,5 SR mengguncang pusat Italia pada Minggu (30/10).
Pihak otoritas khusus Colosseum dan Peninggalan Romawi, Francesco Prosperetti, mengaku khawatir keretakan bakal mengancam peninggalan bangsa Romawi tersebut.
Melansir
Telegraph, Prosperetti menyebut beberapa material dari bangunan berusia dua ribu tahun itu memang berjatuhan ketika gempa terjadi. Namun kerusakan sebenarnya juga sudah terjadi sebelum gempa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan gempa bumi tersebut, retak semakin melebar," kata Prosperetti.
Gempa yang mengejutkan warga Italia sekitar pukul 07.40 pagi itu menyebabkan lebih dari 25 ribu orang kehilangan rumah dan menimbulkan kerusakan di 100 kota di bagian pusat Italia.
Hingga kini, Departemen Kebudayaan masih menghitung kerugian yang diprediksi merusak 5000 gereja, menara lonceng serta bangunan bersejarah dan kuno.
Selain Colosseum, gempa juga merusak dinding bangunan Basilica of Saint Paul Outside the Walls yang menjadi salah satu situs para peziarah. Tempat ini ditutup setelah gempa meretakkan bagian fasad dan meruntuhkan langit-langit bangunan.
Sesaat setelah gempa, kawasan Colosseum Roman Forum dan Pemandian Caracalla juga ditutup untuk publik guna mencegah terjadinya korban akibat keruntuhan bangunan kuno.
Arkeolog Alessandro D'Alessio mengatakan bahwa bangsa Romawi sebenarnya telah memperhitungkan kemungkinan gempa bumi yang akan terjadi.
"Fondasi Colosseum dibuat dengan struktur terbaik untuk menghadapi getaran. Bangsa Romawi kuno juga sudah mengetahui kemungkinan gempa bumi dari kawasan Pengunungan Apennine," kata D'Alessio.
Di masa lalu, bangunan teater kuno itu sudah pernah diguncang banyak gempa bumi selama berabad-abad, dan sempat mengalami kerusakan parah pada 1349. Kala itu, bagian selatan dari amphiteater runtuh.
(meg/meg)