Jakarta, CNN Indonesia -- Objek wisata Candi Borobudur menyimpan banyak kisah, sejak ditemukan pertama kali pada 1907 hingga diakui sebagai warisan dunia oleh UNESCO pada 1991. Sejarah itu lalu membuat banyak wisatawan penasaran ingin melihat langsung candi Buddha terbesar di dunia itu.
Demi mengembangkan akses dan industri pariwisatanya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berencana untuk mengoperasikan kembali jalur perlintasan kereta api (KA) Yogyakarta-Magelang, yang sempat berhenti beroperasi pada 1978.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Dirjen Perkeretaapian Prasetyo Boeditjahjono dan Dirut PT KAI Edi Sukmoro bersama jajarannya, telah mengecek langsung sejumlah titik lokasi jalur perlintasan KA yang ada saat ini, serta titik alternatif KA Yogyakarta-Magelang pada Senin (7/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengecekan ini sekaligus melanjutkan studi lapangan yang telah dimulai sejak 2009.
Dikutip dari keterangan resmi yang diterima
CNNIndonesia.com, Menhub Budi Karya menyatakan bahwa reaktivasi jalur perlintasan KA Yogyakarta-Magelang juga akan dilanjutkan sampai Candi Borobudur, sebagai upaya meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke candi yang terletak di Magelang itu.
Dikatakan Menhub, bahwa objek wisata itu masuk dalam daftar tujuan wisata prioritas, selain Danau Toba di Sumatera Utara dan Mandalika di Lombok. Tentu saja objek wisata yang masuk dalam daftar tersebut harus segera dibenahi, terutama akses transportasinya.
“Kami sedang memikirkan cara agar akses transportasi bisa menggabungkan kawasan wisata yang lain. Bisa dibayangkan nantinya ada jalur perlintasan KA yang melewati Candi Borobudur, Solo, Jogja, bahkan Semarang,” kata Menhub Budi Karya.
“Frekuensi itu akan memberi banyak pilihan berkunjung bagi wisatawan, yang tentu saja akan menggerakan roda perekonomian daerah yang dikunjungi,” lanjutnya.
Namun, menurut Menhub Budi Karya, upaya reaktivasi jalur perlintasan KA Yogyakarta–Magelang masih menemui beberapa kendala.
Beberapa di antaranya ialah pembebasan lahan jalur perlintasan yang sudah didiami oleh banyak bangunan milik masyarakat dan kerusakan jalur perlintasan.
“Jika rencana pengoperasian kembali ini dilanjutkan mungkin akan menimbulkan persoalan finansial dan sosial yang berat di masyarakat. Tapi kami akan terus mencari jalan keluarnya,” ujar Menhub Budi Karya.
Menhub Budi Karya lanjut mengatakan akan melakukan upaya lain dengan membangun jalur perlintasan baru KA, yang rencananya akan dimulai pada pertengahan 2018.
Diharapkan pembangunan jalur perlintasan KA Yogyakarta–Magelang akan selesai pada tahun 2019.
Estimasi biaya pembangunan jalur perlintasan baru sepanjang 40 kilometer ini diperkirakan sekitar Rp6 triliun yang bersumber dari APBN dan swasta.
“Pembebasan tanah 2 tahun, pembangunan pertengahan 2018, selesai 2019," kata Menhub Budi Karya.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Prasetyo menambahkan, nantinya jalur perlintasan baru KA Yogyakarta–Magelang akan mengikuti jalur jalan raya yang sudah lebih dulu dibangun.
“Jalur perlintasan baru akan mengikuti jalur jalan raya yang ada saat ini. Sekarang ini jalan propinsi akan ditingkatkan menjadi jalan nasional, jadi nanti yang dibangun yang dari Stasiun Sentolo ke utara (arah Magelang),” kata Prasetyo.
(ard)