Surga Biduk-biduk Semakin Terhimpit Sawit dan Semen

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Rabu, 09 Nov 2016 11:44 WIB
Keindahan alam Biduk-biduk kelak tinggal menjadi kenangan, jika Pemprov Kaltim tidak mengawasi aktivitas perkebunan dan pertambangan di sana.
Bekas sepatu pekerja tambang yang ditinggalkan di bekas lubang tambang di kawasan Berambai, Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (24/8). (CNNIndonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Keindahan dan keajaiban alam di Kecamatan Biduk-biduk, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur (Kaltim), selama ini menjadi magnet kunjungan wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.

Bentang alam karst [undakan bebatuan gamping, bahan baku semen] Sangkulirang-Mangkalihat yang melintang seluas 2,1 juta hektare, menciptakan panorama alam yang menakjubkan. Hal itu menjadikan kawasan Biduk-biduk bagai surga yang mampu memanjakan mata wisatawan.

"Keindahan alam di Biduk-biduk dihasilkan dari bentang alam kasrt yang memberikan pemandangan indah. Sumber airnya juga sangat melimpah dan jernih. Kami sangat mensyukuri nikmat Tuhan yang diberikan atas karunia yang unik ini,” ujar Ramli, sekretaris Kampung Giring-giring, seperti yang dikutip dari Antara pada Senin (8/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya alam, jumlah wisatawan yang datang mengunjungi Kecamatan Biduk-biduk juga memberikan keuntungan bagi masyarakat.

"Sejak Januari hingga September 2016, sebanyak 28 ribu wisatawan lokal dan mancanegara telah berkunjung ke Biduk-biduk. Jika satu orang membelanjakan uangnya minimal Rp100 ribu, hal itu tentu saja memberikan dampak ekonomi yang cukup besar bagi masyarakat," tutur Ramli.

Salah satu potensi wisata yang paling eksotis di Biduk-biduk yakni Labuan Cermin, kawasan yang terletak di Desa Labuan Kelambu. Kejernihan air bak kaca di sana membuat wisatawan penasaran untuk melihatnya langsung.

"Pada bagian atas atau permukaan rasa airnya tawar. Namun, pada bagian bawah terasa asin," ujar salah seorang pengunjung Labuan Cermin, Fajrin.

Tak hanya Labuan Cermin, keindahan bawah laut di Biduk-biduk yang dapat ditempuh menggunakan jalur darat selama sekitar enam jam dari Tanjung Redeb, ibu kota Kabupaten Berau, juga merayu wisatawan untuk datang.

Pulau Sigending dikenal sebagai area terumbu karang dan budi daya teripang, Pulau Derawan dikenal sebagai kawasan budi daya penyu, sedangkan Senondo memiliki hamparan batu putih dan sejumlah mata air panas, sehingga banyak yang berendam untuk kesehatan di sana.

Yang terbilang lengkap ialah kawasan Tanjung Guntur. Keindahannya bisa ditemukan mulai dari laut sampai darat.

Khususnya di darat, kawasan yang masuk Kampung Teluk Sumbang ini memiliki ekosistem hutan yang masih sangat terjaga, dengan sejumlah habitat yang dilindungi, seperti Beruang Madu, Macan Dahan, Burung Enggang dan Uwa-uwa.

Sawit dan Pabrik Semen

Keindahan alam Biduk-biduk terancam punah dan kelak tinggal menjadi kenangan, setelah Pemprov Kaltim melalui Badan Perizinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) mengeluarkan izin untuk perkebunan sawit dan pabrik semen, seperti yang disebut oleh Aliansi Masyarakat Peduli Karst.

Juru bicara kelompok peduli lingkungan itu, Fitri Irwan, menyatakan bahwa Pemprov Kaltim sudah mengeluarkan 14 izin pertambangan untuk pabrik semen di Kutai Timur dan Berau, yang dikhawatirkan mengancam keselamatan ekosistem karst.

Ia menyebut, dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kaltim, kawasan tersebut masuk dalam kawasan lindung geologi, yang saat ini terdesak dengan rencana jalur kereta api batu bara serta pengelolaan lahan milik belasan perusahaan perkebunan dan pertambangan yang berada di Kutai Timur dan Berau.

Dengan fakta-fakta tersebut, para pegiat lingkungan menilai kebijakan Pemprov Kaltim kurang berpihak pada keberlangsungan alam dan masyarakat.

"Kebijakan ekonomi yang mengedepankan pembangunan infrastruktur, termasuk kebutuhan proyek nasional, yang tertuang dalam RPJMN dan Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035, justru mengancam keberadaan dan kelestarian karst di Kaltim," kata Fitri.

Selain ancaman kehancuran Biduk-biduk, perkebunan dan pertambangan itu juga mengancam kehidupan masyarakat adat Dayak Basap, yang selama ini menggantungkan kehidupan dari pertanian dan hasil hutan.

"Sangat disayangkan jika kawasan yang selama ini potensial sebagai tempat wisata yang sangat menawan, dirusak oleh aktivitas pertambangan. Jika keindahan alam dan berbagai potensi yang dihasilkan dari karst itu dikelola dengan optimal, tentu hasil yang diperoleh akan jauh lebih bersa dan keindahan alam yang merupakan anugerah bagi Kaltim tetap terjaga," tutur Fitri.

Kini, para pegiat lingkungan menuntut Pemrov Kaltim dapat meninjau ulang atau bahkan mencabut semua perizinan, jika perusahaan yang beraktivitas tidak bertanggung jawab dengan lingkungan sekitarnya.

Jeritan senada dilontarkan Ramli, yang menyebut keindahan Biduk-biduk merupakan anugerah alam yang tak ternilai dan tidak tergantikan.

Seharusnya, menurut Ramli, pemerintah bisa lebih menata kawasan Biduk-biduk dan mengembangkan berbagai potensi wisatanya.

"Potensi wisata Biduk-biduk terbentuk dari alam dan bukan buatan, sehingga jika rusak tidak akan mudah kembali seperti sedia kala," ucap Ramli.

Namun, seperti yang dikutip dari situs resmi Pemprov Kaltim, Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak menyatakan kalau pihaknya sangat berkomitmen dalam perlindungan lingkungan hidup.

“Dengan adanya dukungan investor, maka perkembangan pembangunan akan menjadi lebih baik. Tentu saja, kami akan melihat secara rinci analisis dampak lingkungan (Amdal) yang dimiliki,” kata Awang.

Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kaltim Riza Indra Riadi mengatakan Kaltim memiliki kawasan karst seluas 1,8 juta hektar. Hanya ada kurang lebih 307.000 hektar yang dilindungi, sesuai Peraturan Gubernur Kaltim 67/2012 tentang kawasan karst yang dilindungi dan tata ruang wilayah.

Jika aktivitas penambangan di luar lokasi yang dilindungi, maka pembangunan masih bisa dilakukan.

“Jangan sampai pembangunan tersebut mengganggu bentang alam karst,” kata Riza.

(ard)
TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER