Jakarta, CNN Indonesia --
Bagi para pecinta sepak bola, pastinya Kompetisi Liga Inggris menjadi salah satu kiblat sepak bola Anda. Bagaimana tidak? Kompetisi Liga Inggris kini menempati TV right paling mahal dan paling diminati. Ini dikarenakan kick and rush-nya menjadi ciri khas dari sepak bola. Hal itulah yang membedakan gaya bermain sepak bola di Great Britania dengan Italia, Spanyol, Jerman, dan Amerika Latin.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya terinspirasi dengan cara bermain bola yang atraktif, keras, dan cepat. Hal tersebut menjadi inspirasi Arief Yahya untu melakukan branding World Travel Market (WTM) London dalam dua tahun ini. “Untuk mendapatkan hasil yang luar biasa, tidak mungkin ditempuh dengan cara-cara biasa!” tukasnya saat berbincang di Pavilion Wonderful Indonesia di London ExCeL Exhibition, 1 Western Gateway, Royal Victoria Dock, London Docklands.
Dari tanggal 7 hingga 9 November kemarin, Kementerian pariwisata Indonesia melakukan branding dengan sangat total di Negeri Total Football. Logo Wonderful Indonesia terlihat mendominasi
venue, baik di area Asia yang berkumpul pelaku bisnis pariwisata Asia, maupun di kawasan tempat pameran benua lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan, brand Indonesia menempel bersama logo World Travel Market sebagai penyelengga pameran pariwisata nomor 2 terbesar dan paling berpengaruh di dunia itu terlihat dari antrean pembeli tiket sebelum pintu masuk. Tak haya itu, di koridor besar sebelum memasuki area paviliun tempat masing-masing negara memamerkan potensi wisata andalannya, ada
big screen LED yang memutar TVC Wonderful Indonesia.
Di bagian
outdoor, tepatnya halaman sebelum pintu masuk ExCel London juga ada dua LED yang dibuat temporer, yakni sebagai
main gate dan ajang media promosi dengan TVC dan sekaligus dijadikan tempat menghangatkan diri ketika sedang berada di luar gedung. Radiasi LED yang menampilkan video Wonderful Indonesia tersebut cukup menghangatkan orang-orang yang suka berkumpul di
outdoor karena dalam empat hari terakhir suhu di London cukup ekstrem, dingin, dan berangin.
Branding Wonderful Indonesia memenuhi arena World Travel Market London. Belum lagi, branding yang berjalan keliling Kota London, yakni Black Cab Taxi. Ada 400 taksi khas di Kota London yang mempertahankan bentuk dan modelnya selama ratusan tahun dibalut dengan stiker logo dan foto-foto destinasi Indonesia. Foto-foto yang ditampilkan beragam. Dari tema culture, penari Bali, perempuan Bali dengan susunan buah di atas kepala, Candi Borobudur, rumah adat Toraja, dan pemandangan Raja Ampat, Papua.
Black Cab Taxi yang menjadi alat transportasi warga London menyebar ke seluruh sudut kota membawa
branding Wonderful Indonesia. “Ini sangat efektif, berpotensi menjadi viral di media sosial dan dibicarakan di mana-mana,” ujar Arief Yahya. Di WTM tahun lalu,
branding dengan membungkus Black Cab Taxi juga sudah dilakukan. Tahun lalu hanya 200 taksi dan sudah menjadi bahan obrolan di dunia maya karena desain gambarnya menarik.
Rabu kemarin (9/11, Arief Yahya bersama Dubes RI untuk Inggris Raya, Rizal Sukma bersama rombongan menjajal naik Black Cab Taxi yang ada branding Wonderful Indonesia. Black Cab Taxi mengantarkan rombongan ke jembayan Thames di seberang Big Bang, London Eyes, Victoria yang dekat dengan Istana Buckingham.
Kementerian Pariwisata benar-benar melakukan branding untuk menanamkan Wonderful Indonesia kepada traveler di London. Setiap tahunnya, Inggris kedatangan 20 juta wisatawan. “Pasar wisata dengan originasi Inggris dalam 2016 ini naik dan target 2016 ini juga naik 20% dan akhir tahun nanti diharapkan 350 ribu wisman ke tanah air,” ujar Nia Niscaya,
Asdep Pengembangan Pemasaran Mancanegara Wilayah Eropa Amerika dan Timur Tengah yang mendamping Deputi Pengembangan Pemasaran Mancanegara, I Gde Pitana.
Pasar Inggris sangat penting bagi Indonesia dan sangat berdampak terhadap industri pariwisata. “Sangat strategis. Pertama, rata-rata lama tinggal wisman asal Inggris di Indonesia tahun 2009 hingga 2014 adalah sekitar 10,79 hari. Cukup lama, kecuali yang sekedar
weekend dari Singapura menyeberang ke Kepri, yang ini tidak lama tapi bisa berulang-ulang. Kedua, rata-rata pembelanjaan wisman asal Inggris ke Indonesia tahun 2009-2014 adalah sekitar USD 140 per hari dan sekitar USD 1.500 per kunjungan. Dampaknya terhadap industri sangat terasa,” tutup Nia.