Obat Radang Sendi Sanggup Atasi Kebotakan

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Kamis, 17 Nov 2016 13:25 WIB
Pasien yang mengalami kebotakan total selama sepuluh tahun tiba-tiba mengalami pertumbuhan rambut setelah mengonsumsi obat arthritis.
Ilustrasi: Pasien yang mengalami kebotakan total selama sepuluh tahun tiba-tiba mengalami pertumbuhan rambut setelah mengonsumsi obat arthritis. (Thinkstock/Manuel-F-O)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kebotakan sungguh menyebalkan bagi sebagian orang. Beragam cara dilakukan untuk mengatasinya, mulai dari menggunakan minyak penumbuh rambut, hingga tanam rambut.

Kini, para peneliti menemukan cara mengatasi kebotakan, yaitu menggunakan obat radang sendi.

Live Science mengabarkan, dua pasien yang mengalami kebotakan total selama sepuluh tahun tiba-tiba mengalami pertumbuhan rambut setelah mengonsumsi obat arthritis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pasien yang terdiri dari pria dan wanita ini menderita alopecia universalis atau kondisi kehilangan seluruh rambut di tubuh akibat serangan sel imun pada akar dan kantung rambut mereka.

Sebelumnya, nyaris tidak ada perawatan medis yang efektif untuk mengatasi kebotakan. Keduanya sempat mendatangi tim medis dan diberikan serangkaian perawatan obat, namun tak ada yang berhasil.

Hingga suatu kali kedua pasien tersebut diberikan obat arthritis berjenis tofacitinib. Obat ini merupakan jenis yang biasa digunakan menangani rheumatoid arthritis atau peradangan kronis pada sendi.

Dua pasien tersebut mengonsumsi tofacitinib setiap hari selama dua bulan. Saat itu juga mulai tumbuh rambut di kulit kepala, alis dan di bawah lengan. Hal ini kemudian dilaporkan dalam jurnal Annals of Internal Medicine.

Selama sembilan bulan pemberian obat, para peneliti mengungkapkan pasien tidak mengalami efek samping serius.

Dengan temuan ini, para peneliti berharap akan ada penelitian lebih lanjut tentang keamanan dan efektivitas penggunaan tofacitinib untuk universalis alopecia.

"Keberhasilan pengobatan dapat meningkatkan kehidupan pasien secara drastis, seperti yang terjadi pada pasien kami," kata peneliti yang berasal dari Albert Einstein Hospital, Sao Paulo, Brasil.

Meski kehilangan rambut tidak membahayakan nyawa, namun kebotakan dapat berpengaruh pada kesehatan mental penderitanya. Sehingga peneliti beranggapan penting untuk mengembangkan pengobatan yang efektif.

Menurut Doris Day, dermatologis asal Lenox Hill Hospital New York, kebotakan benar-benar mempengaruhi harga diri seseorang. Meski tidak terlibat dalam studi ini, ia mengisahkan pernah mengalami pasien yang hampir bunuh diri gara-gara botak.

Meski terlihat menjanjikan, namun ada kekhawatiran terhadap penggunaan tofacitinib dalam jangka panjang. Obat ini diketahui memiliki efek samping peningkatan risiko infeksi serius pada produksi asam lambung dan cairan di usus.

Temuan yang dilakukan di Brasil ini menambah hasil ilmiah terdahulu yang menggunakan terapi tofacitinib terhadap 66 orang dengan rambut rontok akibat alopecia arata, kondisi sistem imun yang membuat rambut rontok dari akar.

Dari penelitian tersebut, setengah dari responden mengalami pertumbuhan rambut kembali dan sepertiga melihat lebih dari 50 persen rambut tumbuh kembali dari pangkalnya.



(vga/vga)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER