10.000 Homestay Desa Wisata Dibangun Demi 15 Ribu Wisman

adv | CNN Indonesia
Minggu, 11 Des 2016 17:37 WIB
Demi menyambut target 15 juta wisatawan mancanegara, ketersediaan Homestay Desa Wisata makin dipercepat pembangunannya.
Jakarta, CNN Indonesia -- Demi menyambut target 15 juta wisatawan mancanegara, ketersediaan Homestay Desa Wisata makin dipercepat pembangunannya. Menteri Pariwisata, Arief Yahya menyampaikan timeline pembangunan Homestay Desa Wisata di Rakornas IV Kepariwisataan di Hotel Sultan, Jakarta pada 6 hingga 7 Desember kemarin. “Saya targetkan triwulan pertama tahun 2017 sudah terbangun 10.000 Homestay Desa Wisata, minimal di 10 top destinasi,” tukasnya.

Quickwin Homestay Desa Wisata tersebut menjadi salah satu faktor penting dalam pengembangan destinasi pariwisata. Jika 10.000 homestay dipecah di 10 Bali Baru, maka satu titik wisata akan mendapatkan 1.000 homestay. Pembagian ini akan membuat pembangunan fisik menjadi sangat cepat. Lalu dilanjutkan menyiapkan SDM dan membangun budaya hospitality di masing-masing destinasi itu.

Asdep Tata Kelola Destinasi dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Pariwisata, Oneng Setya, membahas homestay bersama 3 orang akademisi, 7 orang dari pihak bisnis, dan 71 orang dari pemerintah. Hasilnya adalah untuk menggolkan target Kemenpar 2017 dengan 15 juta wisman itu, maka harus mempersiapkan homestay dengan baik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oneng mengungkapkan pembangunan homestay dilakukan dengan cara menjalankan program Kementerian PU-PERA melalui mekanisme Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS), Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), dan rumah khusus (G2G). ”Ini dilakukan bekerjasama dengan Perbankan dan BUMN lainnya. Ruh-nya tetap melalui kelompok masyarakat, pelaku usaha atau koperasi, dan BUMD,” jelasnya.

Oneng juga mengatakan bahwa dalam hal ini kekuatan Indonesia Incorporated yakni membuat panduan atau pedoman pengembangan homestay terkait standarisasi fisik dan operasional pelayanan dan pengelolaan dalam kurun waktu 30 hari. ”Yang tentunya dibutuhkan komitmen pemerintah daerah, melakukan identifikasi desa wisata dan potensi wisata dengan mempertimbangkan kebutuhan supply and demand,” katanya,

Selain itu, jajaran terkait Kemenpar akan mempersiapkan regulasi untuk kemudahan dan pembinaan usaha homestay dan pengembangan homestay. Persiapan ini harus dilakukan bersama-sama oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, akademisi, dan industri. ”Dan tentunya digital. Untuk Homestay ini, pemasarannnya kami genjot secara online debgan dilakukan melalui penyediaan sistem aplikasi ITX, airBnB, dan airyrooms,” papar Oneng.

Semangat Indonesia Incorporated yang bawakan oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya saat Rakornas IV Pariwisata direspons sangat positif oleh semua pihak. Saah satunya adalah Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Pariwisata punya homestay, Kemendesa PDT punya desa wisata. “Maka jika dikolaborasi akan menjadi Homestay Desa Wisata yang ideal,” tukas Arief Yahya.


Program Homestay Desa Wisata sama-sama diprogramkan tahun 2017 mendatang.  “Ini adalah kolaborasi yang pas. Desa dan pariwisata bersinergi membangun Desa Wisata,” ungkap Sekjen Kemendes PDTT, Anwar Sanusi, Selasa (6/12) lalu.

Banyak desa-desa yang potensial menjadi desa wisata. Untuk kategori desa wisata bahari, jumlahnya mencapai 787 desa. Kategori Desa Wisata Sungai, jumlahnya mencapai 576. Desa Wisata Irigasi, angkanya menembus 165 dan Desa Wisata Danau, jumlahnya mencapai 374. “Itu pemetaan yang sudah kami lakukan. Destinasi mana saja yang paling siap untuk diformat menjadi Desa Wisata masih dirundingkan bersama Kementerian Pariwisata,” kata Anwar Sanusi.

Pembangunan desa wisata tercepat tentu merupakan desa wisata yang terkoneksi dengan tiga greater, Bali, Kepulauan Riau dan Jakarta. Selain menjadi pintu masuk utama wisman ke tanah air, ketiganya sudah siap dengan Atraksi, Akses, dan Amenitas berstandar dunia. Kini Bali menyumbang 40% wisman ke Indonesia, Jakarta sebanyak 30%, dan Kepri menembuas angka 20%.

Indonesia kini memiliki Desa Penglipuran di Bali yang sudah mendunia. Belum lama ini, salah satu desa di Pulau Dewata dinobatkan menjadi salah satu desa wisata terbaik di dunia. Namanya sejajar dengan Desa Giethoorn di Belanda serta Mawlynnong di India. Kehidupan masyarakat, pola komunikasi, tradisi dan budaya lokal, kebersihan, keamanan hingga homestay, semuanya berstandar global. “Daya tariknya memang sudah sangat kuat, tapi ini masih harus didiskusikan lagi,” ungkapnya.

Desa prioritas selanjutnya adalah desa-desa yang berada di 10 Bali Baru, atau 10 Top Destinasi. Dari Danau Toba Sumut, Tanjung Kelayang Belitung, Tanjung Lesung Banten, Kepulauan Seribu Jakarta, Borobudur Jateng, Bromo Tengger Semeru (BTS) Jatim, Mandalika Lombok NTB, Labuan Bajo Komodo NTT, Wakatobi Sultra dan Morotai Maltara.

Desa di 10 Top Destinasi Teraktif, seperti Sumatera Barat, NTB, Nangroe Aceh Darussalam (NAD), Banyuwangi, Sulawesi Utara dan lainnya juga bisa menjadi desa wisata prioritas. “Ini sedang kami godok dan bila sudah dipetakan dan dipilih, akan langsung dibangun menjadi desa wisata berstandar global,” paparnya. (ads/ads)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER