Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah penelitian terbaru menunjukkan, dokter perempuan lebih unggul dibanding laki-laki. Faktanya, pasien yang dirawat oleh dokter perempuan menghadapi risiko kematian lebih rendah dibandingkan dokter laki-laki.
Melansir
Live Science, penelitian tersebut menunjukkan pasien yang dirawat oleh dokter perempuan selama satu bulan di rumah sakit memiliki risiko kematian empat persen lebih rendah, dibandingkan pasien yang dirawat oleh dokter laki-laki.
Selain itu, keharusan pasien yang ditangani dokter perempuan untuk kembali ke rumah sakit satu bulan kemudian pun lima persen lebih rendah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal JAMA Internal Medicine tersebut menggunakan kajian data dari 1,5 juta perawatan yang terdiri lebih dari 620 ribu pria dan 960 ribu wanita di Amerika Serikat antara 2011 hingga 2014.
Seluruh pasien berusia lanjut, setidaknya 65 tahun, dan rata-rata berusia 80 tahun. Sepanjang masa perawatan, terlibat sekitar 60 ribu dokter, yang terdiri dari 20 ribu dokter perempuan dan 40 ribu dokter laki-laki.
Para peneliti melihat hubungan antara gender dokter yang merawat dengan risiko kematian pasien, serta kebutuhan untuk dirawat kembali di rumah sakit 30 hari setelah perawatan utama.
Ashish Jha, profesor kebijakan kesehatan di Harvard TH Chan School of Public Health mengatakan perlu ada kajian lebih lanjut untuk memahami persis alasan pasien yang ditangani dokter perempuan memiliki tingkat kematian lebih rendah.
Namun menurut Jha, ada beberapa penelitian sebelumnya menyatakan terdapat perbedaan antara dokter laki-laki dan perempuan dalam berpraktik.
Jha mencontohkan, penelitian menunjukkan dokter perempuan cenderung lebih mematuhi peraturan medis, mendorong upaya pencegahan dan lebih komunikatif dengan pasien, dibandingkan dokter laki-laki.
Hasil penelitian menunjukkan dokter perempuan lebih unggul dalam mencegah kondisi medis semakin buruk. Ini dianggap penting oleh Anna Parks, dokter tetap University of California, yang membantu penelitian tersebut.
Parks mengatakan, penelitian sebelumnya pernah menunjukkan ada kesenjangan pendapatan antara dokter perempuan dan laki-laki. Salah satu contoh yang disebut Parks, bahwa rata-rata dokter perempuan mendapatkan delapan persen pendapatan lebih rendah dibanding laki-laki.
Sebagian pihak menduga bahwa dokter perempuan juga dibebani oleh tugas rumah tangga dibanding dokter laki-laki, sehingga memicu anggapan dokter perempuan kurang dapat memberikan perawatan pada pasien dibanding dokter laki-laki.
"Saya rasa," Parks menyatakan, "penelitian ini adalah satu bagian untuk melawan anggapan tersebut."
(vga/vga)