Jakarta, CNN Indonesia -- Jelang menstruasi, para wanita seringkali mengalami Pre Menstruasi Syndrom (PMS) yang sering mengganggu aktivitas. Sindrom seperti perubahan mood, kram perut dan sakit pada payudara menjadi beberapa hal yang dikeluhkan selama masa PMS.
Sebuah studi yang dilakukan Harvard Medical School menyebutkan bahwa PMS yang semakin buruk bisa berisiko menyebabkan Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD). Umumnya, wanita yang mengalami PPMD akan mengalami gejala seperti depresi, mudah menangis, meningkatnya nafsu serta timbul jerawat.
Sayangnya, masalah ini sering dianggap sepele. Padahal jika diabaikan, PMDD bisa menyebabkan masalah serius.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Studi tersebut mengungkapkan, PMDD yang memburuk dapat meningkatkan depresi akut bahkan menyebabkan tekanan mental ekstrem. Faktanya, ada lima persen perempuan yang mengalami masalah tersebut. Dilansir dari Teen Vogue, PMDD bisa justru memicu tingkat bunuh diri pada wanita hingga 15 persen.
Namun PMDD bisa disebabkan beberapa faktor. Dalam sebuah studi yang dilakukan National Institutes of Health menemukan bahwa perempuan dengan jumlah hormon seks progesteron dan esterogen yang berlebih diduga lebih sensitif terhadap gejala PMDD.
Pengurangan jumlah hormon progesteron dan esterogen pada wanita yang beresiko PPMD dinilai ampuh untuk mengurangi akibat yang ditimbulkan.
Dokter David Goldman, salah seorang penulis studi tersebut mengatakan jika molekul dalam wanita dengan PPMD memiliki respons berbeda terhadap hormon seks. Hal tersebut menyebabkan seseorang tidak hanya harus mengontrol emosinya namun juga perilaku selama menstruasi.
Meskipun belum ada penyembuhan yang pasti untuk PPMD, ada beberapa hal yang dapat anda lakukan untuk mengatur PPMD. Anda bisa mengonsumsi obat-obatan seperti anti depresan dan suplemen yang mengandung vitamin E, B6 dan kalsium. Selain itu perbanyak olahraga juga dianjurkan.
(okt/chs)