Seruan Boikot Ralph Lauren Setelah Dandani Melania Trump
Endro Priherdityo & okt | CNN Indonesia
Selasa, 24 Jan 2017 14:09 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Pesta pelantikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) ke-45 telah usai. Namun, kontroversi di balik acara inaugurasi itu masih terus muncul, salah satunya terkait dengan perancang busana yang dikenakan sang istri, Melania Trump.
Dilansir dari Glamour pada Selasa (24/1), saat ini perancang busana berusia 77 tahun itu menghadapi ancaman boikot setelah publik merasa kecewa atas keputusannya mendandani Melania.
Sebelumnya, Tom Ford dan Sophie Theallet telah menolak mendandani Melania. Jadi, publik menilai kalau keputusan Lauren sebagai bentuk dukungannya terhadap kepemimpinan Trump.
Seruan boikot itu ramai terdengar di media sosial dengan tagar #BoycottRalphLauren.
“Oke, aku rasa aku harus membuang sweater Ralph Lauren ku #BoycottRalphLauren,” tulis akun Twitter bernama @rjsupa.
"Ralph Lauren telah bergabung ke dinasti Trump. Tidak ada lagi Ralph Lauren untukku," tulis akun Twitter bernama @ljhurtubise.
Perwakilan rumah mode Ralph Lauren mengetahui tentang seruan boikot tersebut. Mereka tak memungkiri, kalau seruan tersebut dapat memengaruhi penjualan produk mereka setahun ke depan.
Tidak mau ambil pusing dengan semua boikot yang ditujukan, pihak Ralph Lauren berdalih kalau keputusan untuk mendandani Melania bukan berarti mendukung kepemimpinan Trump.
Karena sebelumnya, Lauren juga telah mendandani Michelle Obama dan Hillary Clinton.
Lebih lanjut pihak Ralph Lauren mengatakan kalau momen mendandani Melania merupakan momen terbaik untuk mengenalkan karya perancang Amerika ke mata dunia.
“Acara inaugurasi Presiden AS merupakan acara penting untuk menunjukkan penampilan terbaik kita. Di saat itulah kita harus menunjukkan ikon fesyen khas Amerika,” kata perwakilan
"Inaugurasi Presiden merupakan momen penting untuk menunjukan pada dunia tampilan terbaik kita. Dan salah satu caranya dengan menciptakan ikon fesyen Amerika yang khas," Ralph Lauren.
(ard)
Dilansir dari Glamour pada Selasa (24/1), saat ini perancang busana berusia 77 tahun itu menghadapi ancaman boikot setelah publik merasa kecewa atas keputusannya mendandani Melania.
Sebelumnya, Tom Ford dan Sophie Theallet telah menolak mendandani Melania. Jadi, publik menilai kalau keputusan Lauren sebagai bentuk dukungannya terhadap kepemimpinan Trump.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Oke, aku rasa aku harus membuang sweater Ralph Lauren ku #BoycottRalphLauren,” tulis akun Twitter bernama @rjsupa.
"Ralph Lauren telah bergabung ke dinasti Trump. Tidak ada lagi Ralph Lauren untukku," tulis akun Twitter bernama @ljhurtubise.
Perwakilan rumah mode Ralph Lauren mengetahui tentang seruan boikot tersebut. Mereka tak memungkiri, kalau seruan tersebut dapat memengaruhi penjualan produk mereka setahun ke depan.
Tidak mau ambil pusing dengan semua boikot yang ditujukan, pihak Ralph Lauren berdalih kalau keputusan untuk mendandani Melania bukan berarti mendukung kepemimpinan Trump.
Karena sebelumnya, Lauren juga telah mendandani Michelle Obama dan Hillary Clinton.
Lebih lanjut pihak Ralph Lauren mengatakan kalau momen mendandani Melania merupakan momen terbaik untuk mengenalkan karya perancang Amerika ke mata dunia.
Baca juga:Ritual Dansa Presiden AS |
“Acara inaugurasi Presiden AS merupakan acara penting untuk menunjukkan penampilan terbaik kita. Di saat itulah kita harus menunjukkan ikon fesyen khas Amerika,” kata perwakilan
"Inaugurasi Presiden merupakan momen penting untuk menunjukan pada dunia tampilan terbaik kita. Dan salah satu caranya dengan menciptakan ikon fesyen Amerika yang khas," Ralph Lauren.
(ard)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL
TERKAIT
TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
TERPOPULER