Kawin Silang Tempura, Katsu dalam Setusuk Sate

Christina Andhika Setyanti | CNN Indonesia
Minggu, 05 Mar 2017 20:48 WIB
Di Jepang, sate bukan cuma dibakar tapi juga digoreng. Kushiage adalah jenis gorengan tusuk Jepang yang digoreng dengan dua jenis tepung.
Selain tempura, Kushiage atau kushikatsu juga jadi salah satu satu jenis gorengan Jepang yang tak kalah nikmat. (CNN Indonesia/Christina Andhika Setyanti)
Jakarta, CNN Indonesia -- Siapa yang tak tergoda dengan renyahnya aneka gorengan. Setiap negara rasanya punya hidangan gorengan, tak terkecuali Jepang.

Meski Jepang dikenal dengan hidangan yang sehat, namun gorengan juga tetap jadi primadona, sebut saja tempura dan katsu. Lauk goreng yang terbuat dari seafood, sayuran, dan daging yang dicelup dalam tepung dan digoreng ini memang jadi lauk istimewa dan renyah.

Namun pesona gorengan Jepang bukan cuma soal tempura. Kushiage atau kushikatsu juga jadi salah satu satu jenis gorengan Jepang yang tak kalah nikmat dengan tempura.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekilas, bentuk kushiage atau kushikatsu sangat mirip dengan katsu. Keduanya sama-sama menggunakan adonan tepung basah dan tepung kering sebelum digoreng dengan minyak banyak.
Katsu dan kushiage sama-sama diharus dicelup dalam adonan tepung cair dan dibalut dengan tepung panir (tepung roti). Namun, dalam kushiage juga terdapat pengaruh dari tempura, khususnya bahan yang dipakai dalam gorengannya.

Tempura dan kushiage sama-sama sebuah gorengan 'mini'. Sedangkan katsu biasanya dihadirkan dalam satu potong daging yang berukuran besar.

Tapi tampaknya, ke-dua pengaruh makanan tradisional Jepang tersebut belum bisa menggambarkan 'sosok' kushiage yang seutuhnya.

Pasalnya, kushiage juga mengadaptasi gaya robatayaki atau yakitori. Aneka konyaku, irisan sayur, irisan daging, sampai potongan buah ini harus ditusuk dengan tusukan sate atau kushi.

Kushiage sendiri berasal dari kata kushi yang berati tusuk dan age berarti goreng.
Setelah semua bahan-bahan tersebut ditusuk satu per satu, sate mini ini diharus dicelup dalam tepung cair dan dibalut dengan tepung panir. Setelah siap, kushiage siap digoreng sampai kecoklatan.

Tak perlu waktu lama untuk menggoreng kushiage, hanya butuh 3-5 menit saja. Pasalnya aneka sate gorengan ini memang sengaja dibuat dalam bentuk mini sehingga bisa digoreng dengan cepat.

Kushiya Monogatari adalah salah satu restoran yang menghadirkan sensasi makan kushiage. Restoran ini menghadirkan berbagai kreasi kushiage dan shabu-shabu all you can eat.

Kushiya Monogatari tak cuma menghadirkan pengalaman bersantap kushiage. Namun seperti restoran shabu-shabu dan barbeque Jepang, restoran ini juga menghadirkan pengalaman menggoreng satenya sendiri.
Berbagai olahan menu sate Jepang di Kushiya Monogatari.Foto: CNN Indonesia/Christina Andhika Setyanti
Berbagai olahan menu sate Jepang di Kushiya Monogatari.
Di setiap meja makannya terdapat 'penggorengan' deep fried kecil untuk menggoreng satenya. Anda harus memilih ingin sajian goreng atau rebus. Namun sayangnya Anda tak bisa menjajal keduanya dan harus memilih salah satu (goreng atau rebus) jika hanya pergi berdua.

Restoran ini menerapkan aturan, bisa mix (goreng dan rebus) jika minimal tamu yang hadir dalam satu kelompok adalah lima orang.

Dengan konsep all you can eat dan self service, Anda bisa memilih semua jenis sate yang diinginkan dari etalase.

Setelah memilih gorengan, pelayan restoran akan menyalakan kompor listrik untuk menggoreng. Dia khva akan menyajikan dua jenis tepung di meja.

Sate scallop fish cake, fried crab stick, mini fish ball, sosis, bola ikan, daging sapi, konyaku, sampai mini taiyaki yang berisi pasta kacang merah.
Setelah dilapis tepung cair dan tepung roti, sate ini bisa digoreng selama beberapa menit. Usai digoreng, kushiage ini ditiriskan sebentar di sisi penggorengannya.

Jangan lupa juga untuk tambahkan aneka saus cocolan sebelum disantap. Ada beberapa jenis saus cocol, misalnya saus sambal sampai saus wijen yang unik. (chs/rsa)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER