Jakarta, CNN Indonesia -- Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali telah beroperasi kembali, setelah sempat ditutup selama 24 jam selama Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1939. Bandara itu ditutup sejak Selasa (28/3) pukul 6 pagi dan dibuka pada Rabu (29/3) pukul 6 pagi waktu setempat.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Bandara Ngurah Rai, Arie Ahsanurrohim mengatakan, dua penerbangan perdana yang terbang dari Denpasar setelah bandara dibuka ialah Garuda Indonesia tujuan Surabaya dan AirAsia tujuan Perth.
Sedangkan untuk dua penerbangan perdana yang mendarat ke Denpasar ialah Nam Air dari Yogyakarta dan Garuda Indonesia dari Pudong, China.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Bersyukur selama penutupan tidak terjadi peristiwa gawat darurat yang terjadi di bandara. Saat ini, pengunjung sudah mulai terlihat berdatangan ke bandara,” kata Arie, seperti yang dikutip dari Antara pada Kamis (29/3).
Selama penutupan bandara, sebanyak 324 jadwal penerbangan domestik dan internasional tidak beroperasi, terdiri atas 123 penerbangan domestik dan 131 internasional.
Penutupan rutin setiap Nyepi itu telah disebarluaskan melalui ‘Notice to Airman’ (NOTAM) atau pemberitahuan kepada seluruh pelaku penerbangan dan bandara di dunia dengan nomor A-3800 yang diterbitkan pada 19 Desember 2016.
Meski ditutup, pihak bandara menyiagakan 316 petugas baik pengamanan, pelayanan penumpang hingga petugas gawat darurat.
Aktivitas Penduduk dan WisatawanSelain di bandara, kesibukan juga kembali terlihat di kota. Ngembak Nyepi, begitu penduduk Bali menamakan satu hari setelah ritual Nyepi.
Walau jalanan masih lengang lantaran banyak kantor dan sekolah yang masih libur, namun penduduk dan wisatawan sudah terlihat wara-wiri di jalanan. Dari pantauan Antara, mereka banyak yang mengunjungi pasar tradisonal.
Hari Raya Nyepi merupakan libur nasional, tapi di Bali berlaku hari libur lokal selama dua hari, yakni sejak Senin (27/3) dan Rabu (29/3). Karyawan dan anak sekolah di sana akan kembali masuk mulai mulai Kamis (30/3).
Libur hari raya ini dimanfaatkan oleh penduduk yang memeluk agama Hindu untuk mudik ke sebanyak delapan kabupaten di luar kota Denpasar.
Pada Ngembak Nyepi, mereka melakukan sembahyang lalu saling berkunjung ke keluarga atau kerabat untuk saling memaafkan sekaligus berekreasi.
(ard)