Jakarta, CNN Indonesia -- Di depan salah satu toko di sebuah pasar lokal di Bejing, seorang pria peramal berjanggut berusia 74 tahun menawarkan jasa pada pasangan yang lewat. Ia menawarkan pencarian nama untuk anak mereka yang akan lahir.
Namun bisnis ramalan yang dulu menjadi tradisi dan ramai dilakukan oleh orangtua di China itu sedang lesu, tak lagi bergairah. Khususnya bagi Mao Shandong dan mereka yang satu profesi. Usaha mereka menjalani tradisi itu kini tergilas oleh maraknya sejumlah bisnis online yang menggantikan ritual pencarian nama terbaik untuk anak.
"Kami tak lagi dapat menghasilkan uang saat ini," ujar Mao lesu, seperti dilansir AFP, Minggu (2/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam tradisi China dulunya diyakini bahwa pemilihan nama yang baik akan membuat keberuntungan di masa mendatang.
Dan bagi banyak orangtua di China, memberi nama pilihan tepat akan membantu anak mereka mencolok dari jutaan nama anak di negara berpenduduk terbesar di dunia itu.
"Orangtua kini lebih peduli pada pencitraan diri," ujar Zhang Ruxin, pendiri layanan Qimingtong, yang berbais di Beijing.
Tak seperti Mao, Qimintong beroperasi sepenuhnya via online dengan layanan menawarkan pada setiap orangtua kuesioner dan konsultasi melalui aplikasi WeChat.
Usahanya itu hanya satu dari ratusan bisnis serupa di China yang menawarkan pada orangtua akan pemilihan nama yang baik untuk kesuksesan anak ketika beranjak dewasa.
Zhang mendirikan Qimingtong pada 2014 bersama pasangannya Chen Jun setalah dua dekade sebagai reporter sebuah surat kabar. Mereka sama-sama memiliki hobi membantu teman-teman dan kolega dalam memilih nama anak.
Perangkat lunak Qimingtong menggunakan algoritma yang berdasarkan pemilihan anak pada kuis kepribadian yang diisi oleh orangtua. Hingga saat ini, situs itu sudah digunakan lebih dari 10.000 orang.
Zhang dan karyawannya membantu mencarikan nama buat anak baru lahir yang jumlahnya puluhan itu setiap hari, baik konsultasi online ataupun lewat aplikasi chat online.
Setiap layanan yang ditawarkan dikenakan harga mulai dari US$60 atau sekitar Rp800.000 untuk satu kali konsultasi dengan Zhang.
Memilih nama Liu Qiang, soerang polisi di provinsi Henan dan istrinya ingin memberi nama anak dengan metode modern dan juga pertimbangan tradisional yakni tanggal kelahiran, atau disebut 'bazi'. Sebuah nama yang dapat menandingi kekurangan anak di masa mendatang.
Putra Liu diyakini lemah di elemen kayu, sehingga Qimingtong memberinya nama Bailin, yakni kombinasi karakter untuk pohon dan mitos naga dari tradisi China. Harapannya, nama ini akan membuatnya membentuk identitas pribadi yang unik.
"Kami ingin dia menyadari impiannya sendiri," ujar Liu.
Tidak hanya nama yang terdengar lokal, sejumlah orangtua China juga memilih nama berbahasa Inggris.
Lindsay Jernigan, 27 tahun asal Amerika pernah bekerja dengan sejumlah teman bernama Apple, Yoyo dan Eleven saat bekerja pertama kali di Shanghai.
Dua tahun lalu, ia mendirikan BestEnglishName.com, yang mematok harga 248 yuan atau sekitar Rp500.000 untuk konsultasi 30 menit via WeChat. Beberapa kliennya meminta pilihan nama berbahasa Inggris dengan pertimbangan 'bazi' yang membuat Jernigan mesti lebih kreatif.
Jika seseorang inginkan elemen air, ia menyarankan Brook, Morgan atau Lindsay.
"Tentu saja ada banyak nama di online, akan tetapi kami yang paling memahami mentalitas orang China," ujarnya. "Karena nama adalah ekspresi diri seseorang," ujarnnya.
Namun tidak semua orang seoptimistis Jernigan.
Mao siap meniggalkan bisnis ramalan nama anak sesuai tradisi China yang dulu popular.
"Kini semua sudah tergantikan online, mereka semua scam (menipu), mereka sama sekali tidak memahami tradisi China," tutur dia.
(rah)