Jakarta, CNN Indonesia -- Korset atau pembebat perut berbentuk kemban yang diberi kancing untuk membuat perut (pada wanita) tampak lebih kecil itu dulu dikenal sebagi salah satu item wajib di era Victoria.
Beratus tahun kemudian, korset kembali lagi tapi dalam bentuk, fungsi dan pernyataan yang berbeda. Jika dulu ia merupakan pakaian dalam kini menjadi luaran yang mencuri perhatian.
Adalah desainer Miuccia Prada yang pada peragaan busana koleksi AW tahun lalu yang memberi kejutan ketika salah satu tampilannya mengenalkan korset sebagai luaran. Sebelum Prada, korset juga menjadi salah satu item luaran pada 1970 ketika Vivienne Westwood juga mengenalkannya di panggung peragaan busana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di samping keduanya, Madonna menjadi selebriti ikonik yang mengenalkan korset rancangan Jean-Paul Gaultier saat melakukan tur Blond Ambition pada 1990.
Bertahun-tahun kemudian, Kim Kardashian juga menjadi salah satu yang mengadopsi gaya korset yang dipadukan dengan jaket dan kadang tracksuit.
Siapa mengira, sejumlah label busana pun kemudian memodifikasi korset dan menjualnya di pasaran yang mudah diperoleh, seperti Asos, Mango, Zara, Finery dan Topshop. Korset telah menjadi bisnis besar di dunia mode.
Sian Ryan, kepala desain Asos mengatakan penjualan korset mengagumkan sejak akhir tahun lalu.
Berubah bentuk Jika dulu hanya berupa kemban dengan tali, korset mengalami modifikasi yang kemudian tampil dalam beragam gaya, dari mulai korset ikat pinggang, kaos atau kemeja dengan kombinasi korset bertali, dan bahkan ada juga yang menbuat tas korset.
Yang terbaru dari modifikasi korset ini adalah koleksi Rihanna, Fenty x Puma yang menampilkan celana pink dengan tali-tali di bagian bawahnya, yang mengadopsi estetik dari korset.
Natasha Goldenberg, salah satu inspirasi street style mengenakan korset sebagai luaran sweater, gaun atau jaket.
Tak jauh beda dari Goldenberg, Sofie Valkiers juga berbuat serupa. Ia mengenakan korset menutupi gaun atau jaket kulit hitam, dan kadang memadumadankannya dengan kaos turtleneck.
"Tren ini cocok untuk memberi sentuhan elegan pada pakaian longgar," ujarnya seperti dilansir The Guardian, beberapa waktu lalu.
 Madonna pernah mengenalkan korset sebagai luaran saat tur konsernya pada 1990-an. (Foto: AFP PHOTO / STAFF) |
Namun, apakah perubahan bentuk ini juga membuatnya berubah fungsi?
Valerie Steele, sejarawan dan penulis buku
The Corset: A Cultural History mengatakan, fungsi dan makna dari korset bisa jadi berubah.
"Pemaknaan akan salah satu jenis pakaian tidak pada pakaian itu sendiri, ini melainkan akan anggapan yang dimunculkan oleh orang banyak dan itu selalu berubah," ujarnya.
Korset yang dikenakan Madonna misalnya, kata Steele, itu dianggap sebagai pakaian kelas menengah atas, meskipun ada juga yang anggap itu taboo.
Lebih jauh, korset juga kerap dikritik kalangan feminis karena fungsinya yang lebih menekankan pada keinginan untuk terlihat seksi di mata lelaki. Di luar itu, pergeseran korset dari pakaian dalam menjadi luaran sepertinya tidak terkukung atas pandangan itu.
Beberapa orang yang menyadari sisi 'seksi' korset justru tetap jalan terus. Goldenberg mengatakan tak masalah, dan mengakui korset membuat tampilannya lebih seksi.
Poin pentingnya, kata dia, adalah bukan lagi soal tekanan dari masyarakat, atau orangtua, akan apa yang dipakai. "Ini adalah mengenai pilihan, dan ini pilihan saya." ujarnya.
(rah)