Jakarta, CNN Indonesia -- Yodium ditambahkan dalam garam sudah sejak tahun 1924. Berkat kepopuleran Salt Bae, yang secara dramatis menaburi garam di masakannya, garam pun ikut menjadi sorotan.
Berbagai macam garam kini digunakan dalam meracik masakan. Ada garam Himalaya yang berwarna merah muda, garam laut, garam kosher. Tetapi, kenapa garam yang biasa kita gunakan harus mengandum yodium?
Garam beryodium untuk mencegah gondok. Gondok adalah kelenjar gondok yang membesar. Penyebabnya adalah karena kekurangan yodium. Biasanya kelenjar membengkak karena mencoba mencari asupan yodium yang lebih banyak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yodium adalah komponen mineral dari hormon tiroksin, yang bertanggung jawab untuk mempertahankan laju metabolisme seseorang.
Yodium tidak disintesis dalam tubuh dan didapat dari makanan. Biasanya yodium alami terdapat pada makanan laut atau makanan yang diproduksi dari tanah yang dulunya dasar lautan.
Menurut National Institutes of Health, gondok menjadi penyakit endemik di beberapa daerah di AS seperti the Great Lakes, Appalachians and Northwestern. Ketiga daerah ini dikenal sebagai jalur penyakit gondok.
Sebagai jalan keluarnya agar yodium lebih dikenal adalah memperkenalkan garam beryodium ini pada mereka yang sedang berdiet dan tinggal di pedalaman atau dataran tinggi dimana yodium sulit didapatkan.
Pemerintah AS pun mulai menyuplai garam beryodium yang kemudian menghilangkan endemik ini dalam sekejap.
Hanya dengan ¼ sendok the garam beryodium, itu berarti telah memenuhi 47 persen dosis yang direkomendasikan yang diperlukan tubuh. Kandungan dalam ¼ sendok teh garam beryodium sama dengan 71mcg.
Kekurangan yodium dalam menimbulkan banyak orang menderita gondok. Namun, menurut National Bureau of Economic Research, yodium justru menjadi penghalang utama terjadinya keterbelakangan mental di dunia sekarang ini. Bahkan, ada penelitian yang menyebutkan jika yodium sebenarnya bisa menaikkan tingkat IQ.
(sys)