Jakarta, CNN Indonesia -- Hipertensi atau darah tinggi menempati urutan teratas penyakit yang paling banyak dialami lansia Indonesia. Selain hipertensi, penyakit yang kerap dialami lainnya yakni artritis, stroke, penyakit paru obatruktif kronis (PPOK), dan diabetes mellitus.
Di urutan berikutnya, ada kanker, jantung koroner, batu ginjal, gagal jantung, dan gagal ginjal yang diketahui juga banyak menjangkiti tubuh lansia di Indonesia.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan tahun 2013, sekitar 55 persen lansia Indonesia mengidap penyakit hipertensi atau darah tinggi. Jumlah tersebut menjadikan darah tinggi sebagai penyakit yang paling banyak didera lansia Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Ketua Umum Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia (Pergemi), Siti Setiati, salah satu penyebab tingginya pengidap darah tinggi karena masyarakat masih menganggap remeh penyakit tersebut.
"Jangan menganggap darah tinggi itu harus sakit kepala dulu. Padahal orang darah tinggi itu sering tidak ada gejalanya," kata Siti di kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Senin (29/5).
Siti menekankan, alangkah baiknya jika lansia memeriksa tekanan darah secara teratur meski tidak ada gejala darah tinggi seperti pada umumnya. Bahkan, Siti juga menyarankan agar membeli alat tensi. Dengan begitu, masyarakat dapat mengetahui perkembangan tensi darahnya dengan lebih mudah.
"Mudah
kok. Saya ajarkan ke pasien saya. Ukur, lalu nanti laporkan ke saya lewat aplikasi chat
whatsapp tiap minggunya," tutur Siti.
Siti juga menilai masih ada lansia yang telah mengidap hipertensi tetapi kerap memutuskan sendiri untuk berhenti mengonsumsi obat. Dikatakannya, tindakan tersebut keliru, karena dapat kembali memperparah kondisi tubuh.
"Mungkin nanti diatur atau dikurangi dosisnya oleh dokter. Tetapi jangan berhenti sendiri. Itu salah," kata Siti.
Dikatakan Siti, selain mengecek tensi darah secara teratur, lansia juga perlu mengonsumsi banyak buah, sayuran dan ikan.
"Tetapi jangan ikan asin, karena ada baiknya kurangi konsumsi garam," lanjut Siti.
(rah)