Desainer Italia yang Dijuluki Ratu Kasmir Tutup Usia
Elise Dwi Ratnasari | CNN Indonesia
Senin, 29 Mei 2017 22:12 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Perancang busana asal Italia dengan julukan "Queen of Cashmere", Laura Biagiotti tutup usia. Pihak keluarga dan perusahaan menyebutkan, ia meninggal di usia 73 tahun akibat penyakit jantung pada Jumat waktu setempat.
Lahir di tengah hiruk pikuk Perang Dunia II pada 1943,Laura Biagiotti belajar sastra dan ingin menjadi arkeolog. Namun, akhirnya ia memutuskan untuk membantu sang ibu yang punya studio kecil.
Meski kecil, studio ini memenangkan kontrak pada 1964 untuk pembuatan seragam pramugari maskapai Alitalia. Tak berhenti sampai di situ, mereka juga diminta untuk memproduksi koleksi grup Seventh Avenue untuk pasar Amerika Serikat.
Kiprah Laura di dunia mode makin menanjak ketika ia juga merancang busana untuk para selebriti termasuk Ingrid Bergman dan Bette Davis. Ia pertama kali memperkenalkan label pakaian ready-to-wear pada 1972 di Florence.
Pada 1987, ia meluncurkan label busana pria dan menunjukkan kebolehannya menggunakan sutera dan kasmir di Beijing pada 1988. Padahal saat itu China masih tertutup dengan dunia luar.
Laura kadang mengambil inspirasi dari timur, dengan rancangan busananya yang 'menggaungkan' rasa Asia. ia pun dijuluki "Ratu Kasmir" karena ia sering menggunakan kain kasmir.
Label Biagiotti, rumah mode internasional pertama yang dijalankannya meluaskan usaha hingga aksesori, kaca, peralatan rumah tangga, parfum dan pakaian olah raga.
[Gambas:Instagram]
Dalam kurun beberapa tahun terakhir, sang putri, Lavinia yang menjabat wakil direktur grup Biagiotti, menjalankan bisnis sang ibu. kantor pusat yang awalnya di dekat Spanish Steps, Roma, pindah ke istana dari abad ke-11 di pinggir timur Roma.
Dilansir dari situs resminya Laura Biagiotti, Lavinia berbagi ketertarikan yang sama dengan ibunya baik dalam hal seni dan juga fesyen.
Dengan sejumlah prestasi seperti masuk nominasi Grande Dame 2009, di mana ia memenangkannya bersama Veuve Clicquot Business Women Award, dan lainnya, Lavinia diyakini dapat meneruskan kiprah ibunya di dunia mode. (rah)
Lahir di tengah hiruk pikuk Perang Dunia II pada 1943,Laura Biagiotti belajar sastra dan ingin menjadi arkeolog. Namun, akhirnya ia memutuskan untuk membantu sang ibu yang punya studio kecil.
Meski kecil, studio ini memenangkan kontrak pada 1964 untuk pembuatan seragam pramugari maskapai Alitalia. Tak berhenti sampai di situ, mereka juga diminta untuk memproduksi koleksi grup Seventh Avenue untuk pasar Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 1987, ia meluncurkan label busana pria dan menunjukkan kebolehannya menggunakan sutera dan kasmir di Beijing pada 1988. Padahal saat itu China masih tertutup dengan dunia luar.
Laura kadang mengambil inspirasi dari timur, dengan rancangan busananya yang 'menggaungkan' rasa Asia. ia pun dijuluki "Ratu Kasmir" karena ia sering menggunakan kain kasmir.
Label Biagiotti, rumah mode internasional pertama yang dijalankannya meluaskan usaha hingga aksesori, kaca, peralatan rumah tangga, parfum dan pakaian olah raga.
[Gambas:Instagram]
Dalam kurun beberapa tahun terakhir, sang putri, Lavinia yang menjabat wakil direktur grup Biagiotti, menjalankan bisnis sang ibu. kantor pusat yang awalnya di dekat Spanish Steps, Roma, pindah ke istana dari abad ke-11 di pinggir timur Roma.
Dilansir dari situs resminya Laura Biagiotti, Lavinia berbagi ketertarikan yang sama dengan ibunya baik dalam hal seni dan juga fesyen.
Dengan sejumlah prestasi seperti masuk nominasi Grande Dame 2009, di mana ia memenangkannya bersama Veuve Clicquot Business Women Award, dan lainnya, Lavinia diyakini dapat meneruskan kiprah ibunya di dunia mode. (rah)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL
TERKAIT
TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
TERPOPULER