Jakarta, CNN Indonesia -- Lalai menjaga kebersihan saat menstruasi akan berakibat timbulnya berbagai penyakit. Hal ini disebabkan oleh karena darah yang ditampung oleh pembalut merupakan darah kotor.
Seperti diketahui, selama tiga sampai tujuh hari dalam sebulan, perempuan akan mengalami masa menstruasi. Ketika masa ini tiba, perempuan cenderung merasakan sakit atau nyeri di bagian perut, badan terasa pegal dan kadang menjadi lebih sensitif daripada biasanya. Akibat hal itu, tak sedikit perempuan yang merasa malas untuk melakukan suatu kegiatan.
Meski demikian, malas berkegiatan bukan berarti jorok ketika menjalani menstruasi. Artinya, kebersihan diri dan organ vital perempuan harus menjadi perhatian utama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Spesialis Kebidanan dan Kandungan, Riyan Hari Kurniawan mengatakan kebersihan vagina menjadi penting karena darah yang ditampung oleh pembalut merupakan darah kotor.
"Darah haid yang keluar meski sifatnya sudah mati tapi darah itu kotor dan jika tidak bersih maka akan jadi media yang baik untuk kuman," ujarnya kepada
CNNIndonesia.com, Rabu (30/5).
Ketika seseorang malas untuk menjaga kebersihan vagina saat menstruasi, bukan tidak mungkin penyakit akan datang. Riyan mengatakan, seseorang dapat mengalami peradangan pada dinding rahim dan peradangan pada vagina. Tanda-tanda dari peradangan itu biasanya akan dimulai dengan timbul keputihan usai menstruasi.
Meski tidak akan berdampak panjang, Riyan mengatakan, seseorang tidak boleh meremehkan hal tersebut. Hal itu karena vagina merupakan daerah sensitif untuk perempuan.
"Peradangan sifatnya lokal hanya di tempat itu saja. Meski sedang menstruasi, vagina tetap harus dijaga supaya tidak lembab, tidak menggunakan celana jins, dan vagina tetap kering. Nantinya, keputihan itu akan hilang dengan sendirinya," tuturnya.
Kebersihan yang dimaksud Riyan adalah soal penggunaan pembalut. Tidak mungkin seseorang tetap menggunakan pembalut yang sama selama 12 jam di hari yang sama. Riyan mengatakan, seseorang perlu mengganti pembalut sekitar tiga sampai lima kali dalam sehari.
Dengan mengganti pembalut itu, Riyan mengatakan, akan memperkecil kemungkinan kuman hinggap di vagina.
"Mengganti pembalut biasanya dapat dilakukan tiga sampai lima kali dalam sehari. Meski tidak ada aturan khusus tapi itu supaya kuman tidak terus menumpuk di pembalut yang sama," ucapnya.
(rah)