Jakarta, CNN Indonesia -- Siapa puteri atau permaisuri kerajaan paling populer di dunia? Memang tidak ada kontes mengenai hal ini, tetapi tidak dapat dipungkiri jika Duchess of Cambridge alias Kate Middleton selalu jadi pusat perhatian. Satu busana yang ia gunakan dalam satu kesempatan bisa langsung ludes hanya dalam hitungan jam atau hari.
Padahal, masih banyak Ibu Negara dari negara lain yang selera fesyen-nya tidak kalah menarik. Sebut saja, Ratu Rania dari Yordania yang sempat memukau dengan sikap dan kemampuan intelektualnya saat tampil dalam Women in the World.
Ketika memperbincangkan tentang first lady, mungkin ada dua hal di benak Anda, soal kecantikannya atau selera fesyennya. Baik Kate Middleton maupun Ratu Rania memang rupawan sekaligus punya selera fesyen yang menarik.
Dikutip dari
The Daily Beast, soal selera fesyen, mungkin kita tidak bisa meninggalkan satu sosok first lady, yakni Sheikha Mozah Bint Nasser Al-Missned. Ia adalah istri dari emir Qatar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti Kate maupun Rania, Sheikha Mozah tak hanya trendsetter di dunia fesyen tapi juga seorang lulusan universitas, dengan gelar dari Qatar University. Saat berkuliah, ia bertemu dengan emir lalu memutuskan untuk menikah. Seperti Ratu Rania, ia memprioritaskan tugasnya sebagai seorang permaisuri. Sheikha juga menjadi ketua Qatar Foundation for Education, Science, and Community Development.
[Gambas:Instagram]Namun, mengapa ia tidak sepopuler Kate Middleton atau Ratu Rania? The Daily Beast sempat berbincang dengan para ahli. Mereka berkata, bahkan seorang sekalipun cantik, berpakaian bagus, dan hidup bak Cinderella dengan menjadi ratu atau puteri negeri dongeng, sejumlah faktor perlu untuk menciptakan 'label' yang layak.
Menurut pendiri SheBrand, Liz Dennery Sanders kuncinya adalah wanita itu bisa jadi inspirasi. Kurang tereksposnya Sheikha Mozah membuat dirinya kurang mendapatkan sorotan.
"Wanita Amerika tidak bisa melihat diri mereka dalam diri Sheikha, sehingga wanita Amerika tidak mengidolakan dia seperti mereka mengidolakan Kate," tutur pendiri perusahaan yang biasa jadi penasehat label untuk terhubung dengan audien wanita seperti dikutip dari The Daily Beast.
Liz berkata ada sederet alasan mengapa Sheikha tak dilihat sebagai sosok yang inspiratif, termasuk fakta bahwa dia sebenarnya berbusana dengan 'sangat baik'. Sheikha cenderung suka mengenakan busana dari perancang berkelas seperti Dior. Ia bahkan sempat menjadi salah satu duta besar untuk perancang Valentino pada 2013.
Sementara Kate memadukan Topshop dengan label lain yang harganya miring namun diracik oleh perancang kenamaan semacam Alexander McQueen, sesuatu yang juga dilakukan Michelle Obama.
"Ketika ingin mendapat perhatian dari penikmat fesyen, ini bukan soal label tetapi benar-benar soal sensibilitas gaya yang chic, fresh dan menginspirasi," kata mantan beauty editor majalah dan penulis buku Commander in Chic, Every Woman’s Guide to Managing Her Style Like a First Lady, Mikki Taylor.
[Gambas:Instagram]Soal fesyen Michelle Obama, Taylor berkata, wanita di mana pun menyukai gaya 'classic with a twist' dirinya karena mereka bisa mendapat desainer atau tampilan serupa dengan harga terjangkau dan proses yang menyenangkan. Sementara itu, Sheikha mengenakan busana serba mahal, sehingga Liz tak yakin banyak wanita Amerika ingin seperti dia.
"Editor fesyen kemungkinan akan memasukkan Sheikha dalam daftar International Best Dressed, tapi dengan catatan foto feature jarang, faktanya dia mengenakan hijab. Hal ini menciptakan jurang bagi penerimaan publik juga pengiklan," kata konsultan komunikasi dan periset dari New York University tentang perubahan peran putri-putri Arab berkaitan dengan lingkungan sekitar, Faisal Al-Juburi.
Sedangkan Liz berkata, Sheikha selalu menutup kaki dan rambutnya. Tak seperti Ratu Rania yang berpakaian layaknya wanita Eropa dan Amerika.
Namun hal ini rupanya tak menghentikan Sheikha untuk muncul dengan gaya busana terkini. Berdasarkan laporan, dia akan membeli busana dari perancang berkelas dan membuat mereka merancang busana yang sesuai dengan kultur dan agamanya.
[Gambas:Instagram]Misalnya, ada gaun yang tak memiliki lengan atau bagian belakang terbuka, maka ia minta perancang untuk membuatkan penutup bagian belakang atau jaket hanya untuk dirinya.
(sys)