Mengenal Ragam Sarung Indonesia

Elise Dwi Ratnasari | CNN Indonesia
Senin, 26 Jun 2017 14:05 WIB
Dari Sumatera Utara hingga Sulawesi Selatan, kain sarung daerah Indonesia memiliki corak yang beragam dan unik dengan ciri khas masing-masing.
Dari Sumatera Utara hingga Sulawesi Selatan, kain sarung daerah Indonesia memiliki corak yang beragam dan unik dengan ciri khas masing-masing. (Dok/Foto: M Agung Rajasa)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kain sarung identik dengan masyarakat Indonesia dengan masing-masing daerah yang memiliki kekhasan tersendiri. Sumatera Utara misalnya ada kain sarung bermotif ulos. Jawa Tengah, Sulawesi Selatan hingga Kalimantan Timur punya sarung yang coraknya beda, dan kegunaannya pun tak sama. 

Meski berbeda-beda coraknya, sarung praktis digunakan karena berupa kain panjang yang menyatu di kedua sisinya. Menutup tubuh bagian bawah, sarung bisa dibilang multi-fungsi, dari pakaian sehari-hari mengusir dingin, untuk ibadah salat, hingga upacara adat yang dikenal sakral.

Dirangkum dari sejumlah sumber, berikut beberapa sarung di daerah Indonesia, dan kegunaannya: 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Sarung Ulos - Sumatera Utara

Ulos sudah begitu lekat dengan budaya masyarakat Batak. Motif atau "ragi" pada ulos memang ada beragam, tapi ada bagian yang jadi ciri utama sekaligus pembeda dengan ulos lain. Ulos Mangiring punya ragi saling beriringan yang melambangkan kesuburan dan kesepakatan. Ulos ini diberikan oleh orang tua pada cucunya sebagai ulos Parompa.

Contoh lainnya Ulos Bintang Maratur, yakni ulos dengan ragi barisan bintang yang beraturan sebagai lambang orang yang patuh, tekun, setia, atau ikatan kekeluargaan. Ulos ini dapat diberikan pada orang yang melahirkan anak pertama.

Bahkan dalam pernikahan adat Batak, dikenal prosesi "Mangulosi". Ulos memang dikenal sebagai simbol penyalur berkat pada pengantin dan keluarganya. Prosesi ini melibatkan banyak pihak, maka tak heran porsi waktunya juga banyak.


Sarung Tenun Samarinda - Kalimantan Timur

Sarung tenun ikat atau lebih dikenal dengan nama sarung tenun Samarinda dibuat dengan cara tradisional dengan alat tenun yang disebut "gedokan". Perlu waktu sekitar 2-3 hari untuk membuat satu sarung. Motif-motif geometris mendominasi sarung atau lebih kita kenal dengan sarung bermotif kotak-kotak.

Di sana juga dikenal motif Soeharto. Dulu, mantan Presiden RI ini pernah berkunjung ke Samarinda. Ia menyukai sarung tenun Samarinda bermotif kotak-kotak kecil aneka warna. Sejak saat itu, motif kotak-kotak kecil ini dinamakan motif Soeharto.

Penggunaan sarung di Samarinda tak jauh berbeda dengan daerah lainnya. Namun, ia kini mengalami perkembangan layaknya kain batik. Sarung tenun Samarinda kini juga dibuat menjadi baju resmi, misalnya kemeja.

Sarung Tenun Goyor - Jawa Tengah

Sarung tenun goyor berasal dari Jawa Tengah dan tersohor hingga Timur Tengah. Teknik tenun membuat sarung begitu istimewa serta punya nilai seni tinggi. Meski dibuat dengan teknik tenun, sarung ini tak kaku, halus dan punya beragam motif indah.

Kabupaten Pemalang merupakan salah satu daerah dengan kerajinan sarung tenun goyor. Dikutip dari penelitian Astri Rosiviana dari Universitas Negeri Yogyakarta, di sana terdapat dua jenis sarung tenun goyor yakni, sarung tenun goyor botolan dan sarung tenun goyor werengan. Kedua jenis sarung ini dibedakan dengan ragam motif yang menghiasi sarung.

Ragam motif sarung tenun goyor botolan lebih banyak daripada sarung tenun goyor werengan. Dalam penelitian berjudul "Kerajinan Sarung Tenun Goyor Kabupaten Pemalang Jawa Tengah" ini disebutkan sarung tenun goyor botolan punya motif antara lain bintang, kawung, melati, mawar, kuncup bunga, daun waru, garis-garis, titik-titik lengkung dan bujur sangkar.


Sarung Sutera Bugis - Sulawesi Selatan

Sarung ini sempat hits tatkala film "Athirah" yang disutradarai Riri Riza muncul di layar perak. Nuansa budaya Bugis yang kental dari penggunaan dialek Sulawesi Selatan dan unsur-unsur budaya Bugis termasuk sarung sutera Bugis. Sarung ini biasa untuk padanan baju bodo, pakaian tradisional Bugis.

Motif sarung sutera Bugis berupa kotak-kotak, juga garis-garis yang membentuk segitiga. Dulu, motif ini menunjukkan sang pemilik sudah menikah atau masih lajang. Motif Ballo Renni berupa kotak-kotak berukuran kecil dan berwarna cerah dipakai wanita yang belum menikah. Sedangkan motif Balo Lobang punya ukuran kotak lebih besar dengan warna merah terang atau merah keemasan. Motif ini dipakai pria Bugis yang belum menkah.

Seiring perkembangan, sarung sutera Bugis tak hanya digunakan sebagai padanan baju bodo. Sarung yang awalnya dipakai pada upacara adat, kini juga digunakan untuk keseharian. Tak semua wanita yang mengenakan sarung motif Ballo Renni masih lajang.

Sarung Tenun Poleng - Bali

Jika Anda berkunjung ke perkampungan orang Bali atau ke pulau Bali langsung, akan tampak beberapa benda yang diselimuti kain hitam putih. Kain ini disebut sarung tenun Poleng atau sarung Poleng. Sarung ini merupakan benda sakral bagi masyarakat Hindu. Sarung Poleng biasa digunakan dalam upacara keagamaan serta untuk penutup patung, pohon atau sebagai umbul-umbul.

Walau ciri yang menonjol adalah warna hitam putih dengan motif kotak-kotak, ternyata Poleng punya beberapa jenis. Kain Rwabhineda berwarna putih dan hitam, sarung Poleng Sudhamala berwarna putih, abu-abu dan hitam, serta Tridatu yang berwarna putih, hitam, dan merah.

Tiap warna punya makna tersendiri bagi masyarakat Hindu. Hitam putih layaknya simbol yin yang dalam filosofi China, yakni kebaikan dan kejahatan. Dua unsur ini adalah manifestasi keseimbangan alam. (rah)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER