Jakarta, CNN Indonesia -- Sudah lihat versi lengkap video iklan sebuah produk es krim lokal yang belakangan viral di dunia maya?
Tidak hanya menyadur ide cerita sinetron drama kolosal yang sempat populer pada masanya. Iklan ini juga meniru habis penggunaan teknik pengeditan hingga
dubbing yang memang jadi ciri khas sinetron kolosal tersebut.
Menariknya, video dengan durasi tiga menit ini justru memberi sentuhan modern dalam sejumlah adegan. Antara lain dengan penggunaan telepon pintar, penggunaan aplikasi navigasi, hingga menempatkan berbagai peralatan modern seperti dispenser air,
rice cooker, dan
microwave di ruang istana kerajaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adalah Dimas Djayadinigrat yang ada di balik ide unik iklan sinetron kolosal ini. Dimas adalah sutradara film yang dikenal lewat banyak karya film dan video.
Dimas mengaku bahwa pengerjaan video iklan ini terhitung sangat cepat. Proses pengambilan gambarnya saja selesai dalam waktu satu hari. Meski tidak sempurna, namun 'ruh' dari pengerjaan sinetron seperti inilah yang sebenarnya ingin ditangkap oleh Dimas selama pembuatan video.
"
Shooting sinetron begini kan pasti dibutuhkan kecepatan, karena kejar tayang. Jadi saya coba ikuti
rush mereka. Memang banyak kejadian-kejadian yang luput. Tapi
ya dibiarkan saja. Justru kadang disitu cirinya," kata Dimas, kepada
CNNIndonesia.com, ketika dihubungi Sabtu (8/7).
Begitu juga dengan alat-alat yang digunakan untuk membuat video tersebut. Menurut Dimas, kamera yang saat itu ia gunakan pun masih setara dengan kamera yang digunakan oleh kru sinetron serupa pada akhir 90-an.
"Seperti kamera DiVi Cam. Begitu juga dengan pemberian
special effect maupun animasinya. Sengaja saya bikin kayak orang-orang sinetron drama kolosal yang memang selama ini kita kenal. Jadi, enggak berusaha buat lebih bagus, atau menjelek-jelekan juga," ujarnya.
Spontan Pria yang akrab dengan sapaan Dimas Djay ini juga tidak butuh waktu lama untuk mengembangkan ide cerita dari video yang mengundang beragam komentar tersebut. Merekonstruksi latar belakang sinetron drama kolosal dengan segala sesuatu berbau modern, yang sekarang dekat dengan kehidupan masyarakat.
"Karena buat bikin iklan itu pilihannya rata-rata cuma dua. Kalau
enggak story telling, yang serius banget
ala-ala coorporate. Ya, yang koplak sekalian kayak begini. Hahaha... Jadi spontan saja. Justru jangan kebanyakan mikir," kata Dimas.
Namun untuk hasil maksimal, Dimas tetap ingin pelaku utama di depan layar adalah mereka yang memang selama ini sudah sangat dekat dengan dunia persinetronan serupa.
"Kalau pemerannya adalah mereka yang melakukan hal ini sehari-hari, maka hasilnya enggak akan terlihat seperti sedang melawak. Meski yang nonton pasti lihatnya seperti melawak. Apalagi mereka masih terlihat serius waktu makan es krim. Tapi itu yang jadi lucu," ujarnya.
(eks/asa)