Happy Five, Pil yang Diduga Dibeli Anak Jeremy Thomas

Elise Dwi Ratnasari | CNN Indonesia
Senin, 17 Jul 2017 14:50 WIB
Dunia hiburan tanah air kembali dihebohkan dengan kabar artis yang diduga memakai obat terlarang. Obat yang digunakan adalah Happy Five.
Pil Happy Five kembali hangat diperbincangkan pasca diduga dibeli oleh anak seorang artis senior. (Foto: Thinkstock/Anton_Sokolov)
Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah Ammar Zoni, lagi-lagi dunia hiburan tanah air kembali dihebohkan dengan kabar artis yang diduga terjerumus dalam pengggunaan obat-obatan terlarang. 

Putra pesinetron kawakan Jeremy Thomas, Axel Matthew Thomas kemarin malam (16/7) ditangkap di depan Hotel Kristal, Fatmawati. Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono, Axel diduga melakukan transaksi pembelian narkotika jenis happy five seharga Rp1,5 juta.
 

Happy five termasuk golongan psikotropika, khususnya golongan IV. Kepala Bagian Humas BNN, AKBP Sulistyan Driatmoko menjelaskan happy five termasuk obat-obatan yang menimbulkan ketergantungan ringan.

"Happy five boleh dipergunakan, tapi harus dengan resep dan pengawasan dokter, jumlahnya pun terbatas," jelas Sulistyan saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (17/7). 

Happy five, lanjutnya, sebenarnya bukan nama zat, melainkan label keluaran Jepang. Di Jepang biasa disebut Erimin five. Nama zatnya sendiri adalah nimetazepam. 

Nimetazepam punya karakteristik hipnotik dan sedatif. Artinya, orang yang memakai biasanya untuk memperoleh ketenangan dan rasa rileks. 
"Makanya disebut happy five, happy, sifat hipnotik sedatif,orang yang pakai bisa merasa bahagia, tenang, rileks," tambahnya. 

Dokter biasa meresepkan nimetazepam untuk pasien dengan depresi ringan. Ia mengatakan, dokter menggunakan obat ini sebagai stimulasi saraf agar efek hipnotik sedatif membuat saraf lebih rileks pada pasien. 

Namun, jika happy five disalahgunakan atau dikonsumsi tanpa pengawasan dokter, maka bukan 'happy' yang akan dirasakan. Sulistyan menjelaskan penyalahgunaan happy five bisa menimbulkan ketergantungan. 

"(Efek) tergantung dosis. Dosis besar bisa sampai halusinasi, disorientasi ruang, waktu juga pikiran," ujarnya. 

Selain itu, kata Sulistyan, pemakai cenderung mengalami insomnia. Ia berkata, pemakai yang sakau bisa mengalami kram, kejang, keringat dingin dan muntah-muntah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

(frt/frt)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER