Menyikapi Kasus Siswa Merokok di Kelas yang Kembali Viral

Gloria Safira Taylor | CNN Indonesia
Kamis, 27 Jul 2017 17:20 WIB
Dunia maya kembali dihebohkan dengan foto siswa yang sedang merokok dalam ruang kelasnya. Hal ini menjadi tamparan bagi sistem pendidikan.
Siswa merokok di kelas dan mengacuhkan gurunya merupakan sebuah tamparan bagi sistem pendidikan di Indonesia. (Foto: Pixabay/PublicDomainPictures)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dunia pendidikan kembali dihebohkan dengan unggahan foto seorang siswa yang sedang merokok dalam ruang kelasnya. Siswa itu diketahui sebagai pelajar SMK PGRI 38, Jakarta Utara.

[Gambas:Instagram]

Dalam unggahan foto di akun instagram pribadinya, siswa tersebut terlihat sedang mengeluarkan asap dari mulutnya. Namun, hal itu dilakukan saat proses belajar mengajar sedang berlangsung. Selain itu terlihat juga seorang pria yang mengenakan kemeja sedang menghapus papan tulis, pria tersebut diketahui sebagai guru.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam unggahan foto tersebut pun dia memberikan keterangan,"SMK PGRI 38 doang yang kalau ada gurunya boleh ngerokok."

Melihat peristiwa tersebut, pengamat pendidikan Itje Khodija menilai kejadian tersebut merupakan tamparan sekaligus bahan evaluasi untuk dunia pendidikan. 

Evaluasi tersebut tidak hanya untuk pelajar tetapi juga menyangkut para pengajarnya. 

"Hal ini harus menjadi koreksi untuk pendidikan seluruh Indonesia. Tetapi, anak itu juga harus dihukum karena itu perilaku terlarang dan sudah melampaui kewajaran seorang siswa di sekolah dan gurunya pun harus mendapat hukuman karena bisa sampai seperti itu," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Kamis (27/7).

Itje menilai, sekolah juga harus melihat alasan kenapa pelanggaran tersebut terjadi. Hal itu semakin memberatkan dengan kehadiran guru yang sedang mengajar saat kejadian. 

Menurut dia, saat siswa telah melakukan pelanggaran seperti itu menandakan ada metode pengajaran yang harus diubah dari para pendidiknya.

"Kenapa guru di depan kelas bisa sampai diacuhin? Jika norma itu telah habis biasanya anak itu akan melakukan hal itu kepada guru-guru yang bisa diperlakukan seperti itu. Tandanya, guru itu longgar dan tidak menegakkan disiplin," ucapnya kemudian.

Mengubah cara mengajar

Seorang guru, Itje menilai, harus mengubah pola mengajar mereka untuk mendapat perhatian siswa. Salah satunya adalah dengan inovasi dalam mendidik seperti keterampilan komunikasi dengan siswa, keterampilan menangani persoalan, dan keterampilan dalam menyampaikan pelajaran kepada anak sehingga tidak membosankan.

Selain itu, sekolah juga perlu memasukkan soal pemahaman norma di sekolah. Artinya, sekolah tidak hanya memikirkan soal nilai ujian, absensi kehadiran siswa dan administrasi saja.

"Saat ini, guru tidak bisa mengajar dengan metode yang sama seperti 20 tahun lalu karena sudah berbeda zaman dan perkembangan teknologi begitu cepat. Metode yang sesuai adalah dengan mengikuti perkembangan zaman," tuturnya.
(frt/frt)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER