Mengenal Dumolid, Obat Insomnia yang Jerat Tora Sudiro-Mieke

Elise Dwi Ratnasari | CNN Indonesia
Kamis, 03 Agu 2017 16:10 WIB
Dumolid yang diduga dipakai pasangan Tora Sudiro dan Mieke Amalia bukanlah obat jenis baru. Obat ini sebenarnya digunakan sebagai obat insomnia.
Ilustrasi: Dumolid digunakan sebagai obat insomnia (Pixabay/stevepb)
Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah kasus narkoba menjerat artis Ridho Rhoma, Pretty Asmara, dan artis-artis lainnya, Kamis (3/8), pasangan artis Tora Sudiro dan Mieke Amalia ditangkap Petugas Satuan Narkoba Polres Jakarta Selatan atas dugaan kepemilikan psikotropika.

Tora dan Mike menambah deret daftar artis yang terjerat napza. keduanya diduga terkait dengan penyalahgunaan dumolid. Menurut Kabag Humas BNN, AKBP Sulistyan Driatmoko, dumolid termasuk jenis psikotropika golongan IV.


"(Dumolid) itu termasuk psikotropika golongan IV, nama (obat) generiknya nitrazepam," jelas Sulistyan saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (3/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebenarnya dumolid bukanlah jenis obat-obatan baru. Dumolid merupakan obat yang telah lama digunakan sebagai pengobatan medis. Dokter spesialis kejiwaan, Benny Ardjil menuturkan, dumolid diberikan pada pasien yang mengalami gangguan tidur atau insomnia.

Obat tidak dijual secara bebas karena harus melalui resep dokter. Pasalnya, jika digunakan sembarangan, obat ini akan memiliki efek yang bertolakbelakang.

"Efek penggunaan obat ini, (pasien) ngantuk, tapi kalau dipakai tanpa resep dokter dan jangka waktu lama misal 3-4 tahun, efeknya bisa terbalik. Bukan ngantuk tapi semangat," katanya kepada CNNIndonesia.com.


Ia menambahkan, tak semua pasien kejiwaan diberi obat ini. Namun mereka yang mengalami stres dan depresi disertai gangguan tidur, maka dumolid diresepkan bagi pasien.

Sama seperti pasien kejiwaan, pengguna sabu atau ekstasi menggunakan dumolid atau happy five untuk membantu mereka tidur.

"Dumolid ada juga yang menyalahgunakan. Pengguna sabu, ekstasi enggak bisa tidur, mereka supaya tidur pakai itu," tambahnya.

Dalam kasus pasien yang diresepkan dumolid, Benny sendiri biasanya meresepkan obat tersebut hanya dua bulan. Dalam beberapa kasus, ada juga yang terpaksa mengonsumsi dumolid hingga hitungan tahun.

Diakuinya, dumolid memang memberi efek ketergantungan, tetapi, lanjutnya, semua efeknya masih bisa dikendalikan jika masih dalam dosis terapi sesuai resep dokter.

Sama seperti sabu dan obat terlarang lainnya, pemakaian dumolid tanpa resep akan menyebabkan ketergantungan. Selain itu, dosis yang dipakai pun makin lama makin berlipat ganda.

"Bakal nambah, karena ingin mendapat efek yang sama itu kita sebut toleransi. Akhirnya dosisnya naik, baru ada efek," katanya. (chs)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER