Cerita 'Si Jamu Legendaris' Nyonya Meneer

Ferdy Thaeras | CNN Indonesia
Sabtu, 05 Agu 2017 09:10 WIB
Berdiri selama 98 tahun, Pengadilan Niaga menyatakan pailit pada perusahaan jamu PT Nyonya Meneer. Simak kisah 'si jamu legendaris', Nyonya Meneer.
Ada kisah menarik di balik berdirinya jamu legendaris Nyonya Meneer sejak tahun 1919. (Foto: Dok. Google.com)
Jakarta, CNN Indonesia --
Jamu Jawa Asli Cap Nyonya Meneer memang sudah tidak asing lagi di telinga perempuan. Perusahaan yang sudah berdiri sejak 1919 tersebut berpusat di Semarang, Jawa Tengah.

Berdiri selama 98 tahun, Pengadilan Niaga menyatakan pailit pada perusahaan jamu PT Nyonya Meneer tersebut lantaran dinilai tidak menunaikan kewajibannya.

Nama Nyonya Meneer sendiri merupakan sebutan untuk Lauw Ping Nio, pemilik perusahaan jamu tersebut. Perempuan keturunan China itu memang memiliki kisah unik soal menir yang akhirnya mengikuti penulisan Belanda jadi meneer.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Dilansir dari situs Indonesia Kaya, penamaan menir tersebut lantaran sang ibu yang mengidam beras menir saat mengandung Lauw Ping Nio. Beras menir merupakan sisa butir halus penumbukan padi. Alhasil, Lauw Ping Nio pun dinamakan Menir.

Sejak kecil Meneer selalu bertugas merawat tanaman yang dinilai berkhasiat. Dia juga banyak mendapat pendidikan soal rumah tangga dari ibunya.

Waktu terus berlalu dan Meneer yang berusia 17 tahun menikah dengan seorang pria asal Surabaya, Ong Bian Wan. Pemuda tersebut berprofesi sebagai pedagang. Sejak menikah, Meneer pun memiliki julukan sebagai Nyonya Meneer.

Pernikahan keduanya harus berada dalam masa kelam lantaran sang suami yang menderita sakit perut yang diduga sariawan usus. Tak satupun tenaga kesehatan yang mampu menyembuhkannya saat itu.

Karena kesulitannya mendapatkan tenaga medis yang ahli, Meneer mencoba untuk meramu jamu Jawa yang diajarkan oleh orang tuanya. Tanpa disangka, Ong Bian Wan pun sembuh dari sakitnya.

Jamu yang diracik Meneer merupakan obat tradisional pertama yang berhasil menyembuhkan sariawan usus. Kegiatan Meneer membuat jamu pun terus berlangsung untuk menyembuhkan warga sekitar yang sakit seperti sakit kepala, masuk angin hingga demam berdarah.

Meneer melakukan usaha tersebut sendiri dan mengantarkan pesanan jamunya secara langsung ke rumah para konsumen. Ciri khas jamunya terletak pada alat yang digunakan dan warisan resep jamu dari orangtuanya. Pembuatan jamu tersebut memang tidak lepas dari penggunaan tumbuhan, akar, bunga maupun kulit kayu.


Pada tahun 1919, Meneer bersama keluarganya mendirikan perusahaan jamu yang dinamakan Jamu Jawa Asli Cap Potret Nyonya Meneer di Semarang.

Produk yang terkenal di kalangan masyarakat seperti Galian Putri, Jamu Sariawan, Amurat, Sakit Kencing, Sehat Wanita, Pria Sehat, Galian Rapet, Bibit, Mekar Sari, Galian, Jamu Habis Bersalin, Awet Ayu, Gadis Remaja, Susu Perut, Jamu Langsing, Wasir dan tentu saja Minyak Telon.

Jamu Nyonya Meneer pun meraih penghargaan tahun 1984 dari Tien Soeharto. Penghargaan tersebut berupa Museum Jamu Nyonya Meneer yang berlokasi di Jalan Raya Kaligawe, Semarang.

Dalam museum tersebut terdapat berbagai bahan racikan jamu dan sejumlah patung perempuan yang tengah berdiri menumbuk racikan jamu. Selain itu terdapat koleksi foto pribadi Nyonya Meneer.

Tahun 2015, jamu tersebut meluas hingga ke Taiwan setelah sebelumnya merambah Amerika Serikat, Malaysia, Brunei, Australia, dan Belanda.

Foto dirinya sebagai ikon

Meneer sengaja memasang foto dirinya sendiri di setiap kemasan jamu yang dipesan oleh konsumennya. Foto tersebut seolah tidak pernah berubah sejak berdirinya perusahaan jamu tersebut, yakni seorang perempuan yang tersenyum tipis dengan rambut yang disanggul.

Dari foto tersebut terlihat juga dirinya masih muda dan menggambarkan seorang perempuan yang sehat dan cantik alami.

Tujuan foto tersebut hanya satu yaitu, untuk menjamin keaslian racikannya. Selain itu dia juga menilai jika barang jualannya adalah salah satu merek yang berkualitas.

(frt/frt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER