Telong-telong, Ikon Padang yang Dijadikan Festival Meriah
Advertorial | CNN Indonesia
Selasa, 08 Agu 2017 15:54 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Seluruh provinsi di Indonesia mulai menggelar ragam acara dalam rangka menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Salah satunya adalah pergelaran Pawai Obor dan Telong-telong di Lapau Panjang Cimpago Pantai Padang, Padang, Sumatera Barat.
Selain memperingati Hari Kemerdekaan RI, acara ini juga digelar dalam rangka merayakan hari jadi Kota Padang yang ke-348.
”Ini acara yang sangat penuh makna bagi Padang. Budaya dan seni bercampur menjadi satu, sebuah acara yang dampak utamanya adalah pada pariwisata Padang. Masyarakat akan makmur jika kita memperhatikan semua atraksi untuk pariwisata dan kebangkitan pariwisata," ujar Anggota DPR RI Betti Shadiq Pasadigoe di acara pembukaan, Sabtu (6/8/2017).
Betti mengatakan, Telong-telong menjadi bagian yang membangkitkan pariwisata Padang. Maka masyarakat harus menjaga semua unsur budaya, seni, maupun pariwisata Sumatera Barat.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kota Padang yang konsisten menjaga perhelatan tersebut yang menjadi hiburan bagi masyarakat dan wisatawan. Serta memberikan apresiasi kepada Kementerian Pariwisata (Kemenpar) yang mendukung acara pawai tersebut dengan branding nasionalnya, Pesona Indonesia.
”Karena dengan kerja sama dengan Kemenpar dan semua pihak, membangkitkan perekonomian masyarakat dengan pariwisata pasti bisa terwujud cepat,” katanya.
Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah yang hadir dalam acara tersebut mengungkapkan, acara ini juga menjadi bagian perjuangan bangsa Indonesia saat di zaman penjajahan Belanda.
”Telong-telong itu tidak sekadar acara pawai atau atraksi untuk pariwisata, namun sejarah menyatakan bahwa Telong-Telong adalah bagian dari perjuangan masyarakat Padang menjaga harga diri dan kesatuan Republik Indonesia saat zaman penjajahan. Jadi acara ini sangat penuh makna,” ucapnya.
Kepala Bidang Promosi Wisata Alam Asdep Pengembangan Segmen Pasar Personal Kemenpar Hendri Noviardi dan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang Medi Iswandi turut hadir dalam acara pembukaan
Hendri menjelaskan, telong-Telong tak hanya sekedar festival biasa. Ada story telling sejarah panjang yang terkandung di dalamnya. Lewat Telong-telong, rakyat Padang sukses memporakporandakan pertahanan Belanda yang sedang menjajah Indonesia.
"Sejarahnya, telong-telong merupakan lampu yang digunakan pejuang untuk mengalahkan Belanda di Muaro Padang pada peristiwa heroik 7 Agustus 1669. Saat itu masyarakat Pauh dan Kuranji melawan VOC yang menindas rakyat dengan merebut loji-loji Belanda. Telong-telong ini strategi pejuang kita agar dianggap ramai," paparnya.
Peristiwa penyerangan loji Belanda di Muara Padang ditetapkan sebagai hari lahirnya Kota Padang.
“Malam itu Belanda tak menduga akan diserang. Sebab, mereka mengira rakyat hanya menggelar pawai tradisi biasa. Namun tiba-tiba rakyat menyerbu dan memporakporandakan loji-loji Belanda. Dengan kebersamaan dan kecerdasan masyarakat Minangkabau itulah, loji-loji itu akhirnya bisa direbut,” tambah Medi.
Ia mengatakan, peristiwa tersebut menyimpan pesan bahwa masyarakat Padang bisa membangun negara dan Kota Padang dengan bersatu.
“Spiritnya harus Indonesia Incorporated,” tegasnya.
Pawai Obor dan Telong-Telong diikuti sebelas kecamatan yang terdiri dari 104 kelurahan se-Kota Padang. Pawai dimulai dari depan Danau Cimpago, hingga berakhir di Sudirman. Agendanya dimulai selepas magrib diiringi dengan gandang tassa dan kembang api.
Di lain kesempatan, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengucapkan selamat atas terlaksananya acara di Padang. Ia juga meminta kepada semua daerah untuk tidak melupakan inovasi di setiap event atau atraksi yang dimiliki.
”Hasil yang luar biasa dapat dicapai dengan cara yang tidak biasa. Kita tak akan bisa memenangkan persaingan kalau terus-menerus bekerja secara rutin alias business as usual. Kita tak akan menjadi yang terbaik kalau terus-menerus melakukan hal yang sama. Kita harus berinovasi berarti kita menciptakan sesuatu yang sama sekali beda. Oleh karena itu, terus berjuang untuk berinovasi dalam hal apapun untuk membangkitkan pariwisata Indonesia," ujarnya.
Selain memperingati Hari Kemerdekaan RI, acara ini juga digelar dalam rangka merayakan hari jadi Kota Padang yang ke-348.
”Ini acara yang sangat penuh makna bagi Padang. Budaya dan seni bercampur menjadi satu, sebuah acara yang dampak utamanya adalah pada pariwisata Padang. Masyarakat akan makmur jika kita memperhatikan semua atraksi untuk pariwisata dan kebangkitan pariwisata," ujar Anggota DPR RI Betti Shadiq Pasadigoe di acara pembukaan, Sabtu (6/8/2017).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kota Padang yang konsisten menjaga perhelatan tersebut yang menjadi hiburan bagi masyarakat dan wisatawan. Serta memberikan apresiasi kepada Kementerian Pariwisata (Kemenpar) yang mendukung acara pawai tersebut dengan branding nasionalnya, Pesona Indonesia.
”Karena dengan kerja sama dengan Kemenpar dan semua pihak, membangkitkan perekonomian masyarakat dengan pariwisata pasti bisa terwujud cepat,” katanya.
Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah yang hadir dalam acara tersebut mengungkapkan, acara ini juga menjadi bagian perjuangan bangsa Indonesia saat di zaman penjajahan Belanda.
”Telong-telong itu tidak sekadar acara pawai atau atraksi untuk pariwisata, namun sejarah menyatakan bahwa Telong-Telong adalah bagian dari perjuangan masyarakat Padang menjaga harga diri dan kesatuan Republik Indonesia saat zaman penjajahan. Jadi acara ini sangat penuh makna,” ucapnya.
Kepala Bidang Promosi Wisata Alam Asdep Pengembangan Segmen Pasar Personal Kemenpar Hendri Noviardi dan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang Medi Iswandi turut hadir dalam acara pembukaan
Hendri menjelaskan, telong-Telong tak hanya sekedar festival biasa. Ada story telling sejarah panjang yang terkandung di dalamnya. Lewat Telong-telong, rakyat Padang sukses memporakporandakan pertahanan Belanda yang sedang menjajah Indonesia.
"Sejarahnya, telong-telong merupakan lampu yang digunakan pejuang untuk mengalahkan Belanda di Muaro Padang pada peristiwa heroik 7 Agustus 1669. Saat itu masyarakat Pauh dan Kuranji melawan VOC yang menindas rakyat dengan merebut loji-loji Belanda. Telong-telong ini strategi pejuang kita agar dianggap ramai," paparnya.
Peristiwa penyerangan loji Belanda di Muara Padang ditetapkan sebagai hari lahirnya Kota Padang.
“Malam itu Belanda tak menduga akan diserang. Sebab, mereka mengira rakyat hanya menggelar pawai tradisi biasa. Namun tiba-tiba rakyat menyerbu dan memporakporandakan loji-loji Belanda. Dengan kebersamaan dan kecerdasan masyarakat Minangkabau itulah, loji-loji itu akhirnya bisa direbut,” tambah Medi.
Ia mengatakan, peristiwa tersebut menyimpan pesan bahwa masyarakat Padang bisa membangun negara dan Kota Padang dengan bersatu.
“Spiritnya harus Indonesia Incorporated,” tegasnya.
Pawai Obor dan Telong-Telong diikuti sebelas kecamatan yang terdiri dari 104 kelurahan se-Kota Padang. Pawai dimulai dari depan Danau Cimpago, hingga berakhir di Sudirman. Agendanya dimulai selepas magrib diiringi dengan gandang tassa dan kembang api.
Di lain kesempatan, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengucapkan selamat atas terlaksananya acara di Padang. Ia juga meminta kepada semua daerah untuk tidak melupakan inovasi di setiap event atau atraksi yang dimiliki.
”Hasil yang luar biasa dapat dicapai dengan cara yang tidak biasa. Kita tak akan bisa memenangkan persaingan kalau terus-menerus bekerja secara rutin alias business as usual. Kita tak akan menjadi yang terbaik kalau terus-menerus melakukan hal yang sama. Kita harus berinovasi berarti kita menciptakan sesuatu yang sama sekali beda. Oleh karena itu, terus berjuang untuk berinovasi dalam hal apapun untuk membangkitkan pariwisata Indonesia," ujarnya.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL
TERKAIT
TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
TERPOPULER