Jakarta, CNN Indonesia -- Tari khas Banyuwangi, tari Gandrung, kembali tampil di Istana Negara. Tarian itu bakal menyemarakkan peringatan kemerdekaan RI pada 17 Agustus mendatang.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan suatu kehormatan saat tari Gandrung menjadi pengisi acara resmi negara.
"Ini merupakan apresiasi tinggi terhadap kekayaan seni budaya Nusantara dari Pemerintah Pusat, Presiden, kementerian terkait, dan Badan Ekonomi Kretif (Bekraf) yang menjadi panitia. Artinya, kita semua sepakat bahwa keragaman seni budaya Nusantara ini bukan menjadi pemecah belah, tapi perekat bangsa," ujar Anas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anas menambahkan, para seniman yang membawakannya akan memperoleh pengalaman berharga. Apalagi mayoritas yang tampil adalah anak-anak muda usia Sekolah Menengah Atas (SMA).
"Seperti pengalaman tampil di peringatan Sumpah Pemuda di Istana pada tahun lalu, menjadi pengalaman tak ternilai bagi pelajar SMA di Banyuwangi yang membawakannya. Ini bisa menjadi
spirit bagi anak-anak muda untuk berkarya lebih baik dan lebih keras dalam mengejar mimpi-mimpinya," papar Anas.
Anas juga berterima kasih kepada seluruh seniman dan budayawan di Banyuwangi yang selama ini terus berkarya tanpa lelah mengembangkan seni-budaya daerah.
"Ada banyak seniman dan budayawan lintas generasi dari tua sampai muda yang terus bersemangat. Karya kreatif mereka juga difasilitasi lewat festival-festival budaya di Banyuwangi," ujarnya.
Tari Gandrung sendiri merupakan tarian khas Banyuwangi yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Bukan Benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 2013.
Untuk mengangkat dan melestarikan kesenian daerah, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi setiap tahunnya menggelar atraksi kolosal Festival Gandrung Sewu.
"Tahun ini Festival Gandrung Sewu akan digelar pada 8 Oktober. Aksi kolosal tari Gandrung ini selalu ditunggu-tunggu wisatawan," imbuh Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi MY Bramuda.
Tarian Gandrung Banyuwangi dibawakan sebagai perwujudan rasa syukur masyarakat sehabis panen. Kesenian ini masih satu genre dengan Ketuk Tilu di Jawa Barat, Tayub di Jawa Tengah dan Jawa Timur bagian barat, Lengger di wilayah Banyumas, dan Joged Bumbung di Bali. Tarian ini melibatkan seorang penari wanita yang menari bersama-sama tamu (terutama pria) dengan iringan musik (gamelan).
Banyuwangi sering dijuluki Kota Gandrung dan patung penari Gandrung dapat dijumpai di berbagai sudut wilayah Banyuwangi. Kini tari Gandrung sering dipentaskan pada berbagai acara, seperti perkawinan, pethik laut, khitanan, peringatan HUT RI, dan acara-acara resmi maupun tak resmi lainnya baik di Banyuwangi maupun wilayah lainnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya yang juga berasal dari Banyuwangi ini mengaku ikut bangga tarian khas kota kelahirannya dipentaskan di Istana Negara.
"Kebudayaan makin dilestarikan akan semakin memakmurkan. Kesenian dan budaya terus kita support untuk terus hadir dan melengkapi atraksi untuk wisatawan. Tari Gandrung gerakannya indah dan peragaan yang disajikan merupakan gerakan tari yang diwarnai seni pantomim sebagai pejabaran setiap lirik dari gending-gending yang dilantunkan karena sastra Prasemon," jelas
Arief.