Antisipasi KIPI, Kemenkes Saran Anak Sehat Sebelum Imunisasi

Elise Dwi Ratnasari | CNN Indonesia
Selasa, 15 Agu 2017 16:15 WIB
Berhubung imunisasi adalah tindakan medis, anak sangat disarankan dalam keadaan sehat sebelum dilakukan tindakan.
Berhubung imunisasi adalah tindakan medis, anak sangat disarankan dalam keadaan sehat sebelum dilakukan tindakan. (Foto: CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah saat ini berkomitmen untuk mengeliminasi penyakit campak dan rubella dengan target pada 2020 mendatang. Program ini diawali di pulau Jawa hingga akhir bulan ini. Namun, masyarakat dikejutkan dengan pemberitaan soal anak asal Demak yang sakit pasca imunisasi MR (Measles Rubella).

Ketua Komnas Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (PP KIPI), Hindra Irawan Satari menuturkan, anak tersebut sebelumnya sudah mengalami sakit. Berangkat dari hal ini, Hindra menganjurkan para orang tua untuk memastikan anak dalam keadaan sehat sebelum imunisasi.

"(Penting untuk) memastikan anak tidak sedang sakit sebelum vaksinasi. Imunisasi adalah tindakan medis," katanya saat konferensi pers di gedung Kemenkes, Jakarta Selatan, pada Selasa (15/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Hindra menjelaskan, gejala atau kejadian pasca imunisasi tak serta merta muncul begitu saja. Ada rentang atau onset setelah vaksinasi. Data mengenai kejadian pasca imunisasi serta data acuan global akan jadi bekal lembaga independen ini untuk memutuskan apakah ada hubungan kausalitas atau tidak.

Sejauh ini, terdapat delapan kasus pasca imunisasi. Namun hingga kini, Komnas PP KIPI menyatakan bahwa kejadian tidak ada hubungan kausalitas antara kejadian dengan vaksinasi. Kejadian yang ditemui berupa demam, ruam, kejang dan anak dirawat di rumah sakit. Hindra memberikan contoh, di kepustakaan atau data global menyebutkan onset 7-12 hari.

"Misal demam ringan pada campak (kemungkinan kejadian) 5-15 persen. Kalau dua hari setelah penyuntikan (terjadi demam), berarti bukan karena vaksin," jelasnya.

"Ruam 2 persen, tapi timbulnya 7-10 hari setelah penyuntikan. Kejang, biasanya ada riwayat kejang sebelumnya atau di keluarga. Atau ada penyakit lain."


Ia menambahkan, program berjalan hingga akhir Agustus dan akan direkap. Jika masih ada anak yang belum divaksin, maka pihaknya akan melakukan sweeping ke sekolah-sekolah atau lembaga kesehatan. Mereka yang belum divaksin akan berkesempatan divaksin hingga September mendatang.

"Jika ada gejala atau kejadian, lebih baik melapor ke sekolah atau lembaga kesehatan, jangan ke media sosial. Data sangat penting untuk kami," tegasnya. (rah)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER