Jakarta, CNN Indonesia -- BPK PENABUR Jakarta menggelar PENABUR International Choir Festival (PICF) 2017 di Jakarta, 5-9 September 2017. Ini adalah perhelatan ketiga dan BPK PENABUR sukses mengangkat pamor kompetisi ini menjadi kompetisi paduan suara level internasional.
Robert Robianto, Ketua Umum Yayasan BPK PENABUR, mengatakan pihaknya memang berusaha terus meningkatkan kualitas kompetisi ini, dan terbukti tahun ini sudah naik level internasional. PICF 2017 diikuti oleh 131 tim paduan suara dari Indonesia, Malaysia, dan Filipina.
Jurinya juga dari berbagai negara, selain tiga juri kawakan dari Indonesia, yaitu: Ivan Yohan, Joseph Kristianto, dan Roynaldo H. Saragih. Sedang juri dari luar negeri adalah: Albert Tay (Singapura), Dang Chau Anh (Vietnam), Dennis Gregory A. Sugarol (Filipina), Janis Liepins (Latvia), Mark O Leary (Australia), Paul Smith (Inggris), serta Susanna Saw (Malaysia).
Robert mengatakan, selain membentuk semangat berkompetisi, PICF 2017 adalah salah satu cara terbaik untuk membentuk karakter pemuda. "Belajar seni, bernyanyi bersama tidak gampang, ada kebersamaan, disiplin, itu adalah pembentukan karakter," katanya. "Apalagi kalau sudah level internasional seperti ini, kita bisa semakin belajar dari negara lain."
Pemerintah, melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mengapresiasi penyelenggaraan PICF 2017. Dr. Arie Budhiman, staf ahli Mendikbud bidang Pembangunan Karakter, mengatakan apa yang dilakukan BPK PENABUR patut jadi contoh bagaimana sekolah mengembangkan aktivitas yang terkait dengan budaya dan seni.
"Ini untuk pembentukan karakter, karena di dalamnya ada unsur kerjasama dan disiplin yang baik," ucapnya.
Selain itu, kompetisi yang diikuti peserta dari 16 provinsi di Indonesia itu akan menunjukkan keberagaman budaya, sebagai kekayaan bangsa ini. Sebab Indonesia memiliki kekayaan lagu-lagu daerah.
"Kami bangga dengan keberadaan event ini, yang merupakan upaya untuk menumbuhkan budi pekerti luhur, perilaku yang baik dalam diri anak muda Indonesia," katanya.
Arie Budhiman meminta BPK PENABUR terus meningkatkan kualitas penyelenggaraan PICF. "Tahun ini diikuti peserta dari luar negeri, berarti sudah ditingkatkan levelnya," ujar dia menambahkan.
Adapun Roynaldo Hamonangan Saragih, juri yang berasal dari Pematang Siantar, Sumatera Utara, menilai PICF 2017 ini sangat tinggi standarnya, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. Roylando adalah alumni PICF 2015 yang berhasil membawa timnya, Inggou Victory Children Voice GKPS, meraih Grand Prix Champion saat itu.
"Ini kompetisi yang benar-benar bersaing, dengan juri internasional sudah sangat tinggi standarnya," kata dia.
Roynaldo sudah tak sabar menyaksikan penampilan para peserta. Dia menyarankan peserta menampilkan musik yang baik, penuh ketenangan dan gembira. "Sebenarnya, pada dasarnya, semua musik itu baik dan pentas sudah ada, lakukanlah musik yang baik di pentas."
Juri dari Malaysia, Susanna Saw juga sudah tak sabar menunggu kiprah peserta. Soalnya, dia sangat mengagumi paduan suara Indonesia yang terkenal dengan penjiwaannya yang tinggi. Terutama penampilan dari genre folklore yang menurutnya paling kuat.
"Banyak negara fokus pada teknik saja, tapi kurang pada penjiwaan. Saya kagum paduan suara Indonesia bukan pada teknik saja, tapi juga punya kualitas menyanyi dengan penjiwaan," katanya.