'Cell Cure' Terapi Sel asal Jerman yang Kini Ada di Indonesia

Rahman Indra | CNN Indonesia
Sabtu, 16 Sep 2017 09:34 WIB
Sejak Mei lalu, RSPAD Gatot Soebroto Jakarta membuka layanan terapi sel atau Cell Cure sebagai pengobatan baru untuk pasien. Ada pro kontra menyertainya.
Sejak Mei lalu, RSPAD Gatot Soebroto Jakarta membuka layanan terapi sel atau Cell Cure sebagai pengobatan baru untuk pasien. Ada pro kontra menyertainya. (Foto: CNN Indonesia/Rahman Indra)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perihal terapi sel atau Cell Cure kembali mencuat dalam pembahasan Congress of Indonesian Diaspora (CID) ke-empat di Jakarta pada akhir Agustus lalu.

Dalam salah satu sesi pembahasan bertajuk 'The Future of Cancer Therapy and Family Medicine', hadir sejumlah pembicara, di antaranya Atik Heru Maryanti, pengajar program pascasarjana biomedical engineering, UI.

"Ada pembicaraan mengenai perkembangan transplantasi stem cell dari Jerman, dan selain itu di Indonesia sudah ada yang terbaru tentang terapi sel Cell Cure di RSPAD Gatot Soebroto," ujarnya saat dihubungi di Jakarta, pada Sabtu (16/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Atik menambahkan, terapi baru tersebut sekarang baru dalam persiapan, dan sempat muncul pemberitaannya di sebuah majalah.


"Sekarang persiapan, Cell Cure akan ada di Indonesia, ini merupakan teknologi terkini, pengobatan penyakit yang ditunggu-tunggu selama ini, pada saat ini sedang tahap persiapan, sebelum resmi dibuka," tuturnya.

Lebih jauh ia menambahkan, bahwa kehadiran Cell Cure di Indonesia tersebut merupakan kerjasama G to G antar kedua negara, Indonesia-Jerman.

"Ada juga sesi mengenai blue print RS Indonesia menuju rumah sakit berkelas dunia, dalam hal ini dengan adanya kerjasama stem cell, serta Cell Cure dengan negara-negara yang teknologinya sudah modern, diharapkan pelayanan kesehatan di Indonesia bisa sejajar bahkan lebih dari negara negara yang lain di dunia," ujarnya menambahkan.

Atik menilai ke depan, pengobatan kedokteran memang akan mengarah pada pemanfaatan biomedical dengan bantuan peralatan canggih dan modern.

"Bulan November 2017 mendatang akan ada forum internasional "World Hospital Expo" di Dusseldorf, Jerman yang merupakan kongres internasional mengenai perkembangan inovasi bidang kedokteran dengan teknologi terkini yang paling update di dunia, salah satunya Cell Cure ini, yang diharapkan bisa menjadi alternatif pengobatan terbaik dengan minimum resiko untuk penanganan diabetes, kanker dan pengobatan lainnya," ujar dia.


"Cell Cure yang akan hadir di RSPAD merupakan terobosan inovasi terkini di bidang teknologi kedokteran yang akan mampu menyelamatkan banyak jiwa di tanah air ini. Seperti pelayanan kesehatan secara best practice, tentunya semua sudah dipersiapkan secara matang terkait dengan persiapan standar sarana prasarana, uji klinis, SDM dokter yang dilatih di Jerman, prosedur medis yang mengacu pada regulasi nasional dan internasional," kata dia.

Atik menjadi salah satu dari sepuluh pembicara di sesi pertama CID. Di sesi ini, penyampaian soal transplantasi stem cell merupakan topik bahasan milik Fabiola Stella MD, internal Medicine-Hemato Oncology yang menetap di Jerman.

Sementara, di sesi kedua, Atik juga menjadi pembicara di antara enam orang pakar, yang salah satunya ada dr Terawan Agus Putranto, Kepala RSPAD Gatot Soebroto.

Terapi Cell Cure

Merunut rekam jejaknya, terapi sel atau Cell Cure di RSPAD Gatot Soebroto sudah dibangun sejak dua tahun lalu atau 2015. Gagasan awalnya sendiri ditengarai sudah ada beberapa tahun sebelumnya.

Pada tahun yang sama, sejumlah tim medis dari rumah sakit yang berada di bilangan Jakarta Pusat itu juga dikirim ke klinik terapi sel Jerman untuk belajar selama kurang lebih tiga sampai enam bulan.

Sebuah laporan seperti dilansir dari MetroTV News pada 27 Mei 2015 pernah memberitakan keberangkatan tim medis RSPAD atas nama Kemenhan ke Jerman ini dalam rangka ikut pelatihan Terapi Sel.

Tim ini terdiri dari enam orang, yakni dua dokter, yaitu dr Nyoto Widyo Astoro SpPD-KHOM, dan dr Nurhadiyanta S.si, MSi, tenaga biologi dr Martina Lily Yana SpPK, tenaga laboratorium Sunarso S.Si dan Galuh Leksono Amd AK, serta seorang perawat Yessy Puspasary.


Disampaikan, Kementerian Pertahanan mengirimkan enam tenaga medis untuk mengikuti pelatihan di Praxisgemeinschaft fur Zelltherapie di Duderstads, Jerman. Pelatihan selama enam bulan itu diharapkan menghasilkan tenaga terampil menjalankan terapi sel di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat, Jakarta.

Koordinator Tim Dokter Kepresidenan, Prof Dr Djoko Rahardjo pada saat itu mengatakan, banyak hal yang bisa dimanfaatkan dari penguasaan terapi sel yang dikembangkan Prof Fred Frandrich dari Universitas Kiel, Jerman.

Kata dia, Indonesia akan menjadi negara kedua yang mengembangkan terapi sel. Hal ini tidak terlepas dari inisiatif yang dilakukan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Pramono Edhie Wibowo tiga tahun sebelumnya.

Pengiriman enam tenaga medis, kata dia, merupakan bagian dari kerja sama yang dilakukan Kemenhan dengan Praxisgemeinschaft fur Zelltherapie. Pemerintah juga membeli laboratorium yang dibangun di RSPAD.

Selain keberangkatan tim medis ke Jerman, dikabarkan juga tenaga ahli dari Jerman akan mendampingi tenaga ahli Indonesia untuk masa tiga tahun.


Pada 27 April lalu, Sekjen Kemhan Laksdya TNI Dr. Widodo, M.Sc meninjau perkembangan pembangunan Laboratorium Cell Cure Cellular di RSPAD Gatot Soebroto.

Dalam laman resmi Kementerian Pertahanan disebutkan pembangunan laboratorium Cell Cure sudah dimulai pada 2013 dan rencana diresmikan pada pertengahan 2017. Lab ini menjadi yang kedua di dunia setelah Jerman, dan menjadi yang pertama di Indonesia.

Dari penelusuran CNNIndonesia.com, Kemenhan menanamkan investasi untuk seluruh alat Cell Cure sekitar Rp100 miliar. Namun, hingga saat tulisan ini diturunkan, pihak Kemenhan belum memberikan tanggapan mengenai hal ini. 


Sejak Mei 2017 lalu, Cell Cure Centre di RSPAD GS menerima sejumlah pasien. Menurut dr Nyoto, dokter ahli bedah dan spesialis Cell Cure di RSPAD, hingga pertengahan September, sudah ada sekitar 25-30 pasien yang telah menjalani terapi Cell Cure. Di samping itu, juga ada sekitar 60-70 orang yang mendaftar untuk mendapatkan treatment dari terapi sel ini. 

Namun, hadirnya terapi Cell Cure sebagai sebuah metode pengobatan baru di dunia kedokteran juga tak lepas dari kontroversi. Sejumlah dokter menilai terapi sel ini masih dalam tahap penelitian atau uji klinis. Keterbukaan informasi akan tahapan yang dilaluinya pun juga masih kurang kepada publik. (rah)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER