Jakarta, CNN Indonesia -- Pasar Johar yang bersejarah di Semarang sempat terbakar hebat pada 2015 lalu. Kini pasar yang telah berusia ratusan tahun itu mulai dibangun kembali.
Walikota Semarang Hendrar Prihadi melakukan awal pembangunan kembali pasar yang telah ada sejak 1860 itu dengan
ground breaking pada Jumat (20/10).
“Pembangunan kembali Pasar Johar baru kami resmikan tahun ini karena Pasar Johar merupakan cagar budaya dan memiliki nilai sejarah yang tinggi,” kata Hendrar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Sehingga harus berhati-hati dalam menetapkan Detail Engineering Design (DED). Pasar Johar harus kembali berjaya dan lebih maju dari saat sebelum terbakar,” lanjutnya.
Berdasarkan perencanaan, pembangunan baru ikon Semarang itu akan menelan Rp720 miliar.
Dana untuk pembangunan Pasar Johar yang baru di antaranya berasal dari APBD 2017 Pemerintah Kota Semarang sebesar Rp50 miliar, dan bantuan dana Kementerian Pekerjaan Umum sebesar Rp240 miliar juga Kementerian Perdagangan senilai Rp100 miliar.
Hendrar menyebut, Pasar Johar memiliki nilai berarti bagi Semarang. Usia ratusan tahun pasar ini menyimpan berbagai cerita, mulai dari kemegahannya hingga menjadi pasar terbesar di Asia Tenggara.
Pasar Johar diketahui dibangun oleh arsitek Belanda, Thomas Karsten pada 1939 dan menjadi pasar termodern di Asia Tenggara kala itu. Pada dekade 1980-an, pasar ini berkembang menjadi pusat perdagangan di Jawa Tengah.
“Bagaimana pun Pasar Johar harus bangkit kembali,” kata Hendrar.
Pasar Johar terbakar hebat pada 10 Mei 2015 lalu dan menurut hasil Laboratorium Forensik Polri Semarang penyebab kejadian nahas itu adalah hubungan arus pendek listrik.
Kebakaran pasar yang menampung lebih dari 8.000 pedagang tersebut menyebabkan kerugian yang ditaksir mencapai lebih dari Rp3 triliun, menurut Sekjen DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia Miftahuddin kala itu.
 Sisa-sisa kebakaran Pasar Johar pada 2015 lalu. (ANTARA FOTO/R. Rekotomo) |
Akibat kebakaran itu pula, pedagang Pasar Johar direlokasi ke area Masjid Agung Jawa Tengah seluas 3,5 hektare. Namun upaya tersebut diakui Pemkot Semarang tak mudah karena dihadang berbagai aksi protes dan demo.
(end)