Batam, CNN Indonesia -- Kementerian Pariwisata (Kemenpar) sukses mendatangkan wisatawan mancanegara (wisman)
crossborder ke perbatasan Batam-Bintan. Kali ini melalui acara Batam Art and Culture Performance. Acara ini akan menampilkan berbagai ragam seni budaya Indonesia. Mulai tarian Melayu dan Jawa hingga hiburan musik Melayu.
Batam Art and Culture Performance digelar di Ballroom Nagoya Hill Hotel, Batam, Sabtu (28/10/2017). Wisman yang datang di antaranya berasal dari Singapura, Malaysia, Thailand, Korea, Cina, Filipina, dan India. Acara ini sukses membuat branding Wonderful Indonesia makin berkibar karena berhasil mendatangkan 250 wisman.
"Mereka adalah wisatawan yang ada di Singapura dan Malaysia yang tergoda dengan paket-paket yang ada dalam PWI Crossborder. Dalam paket tersebut, salah satu programnya mereka akan disuguhkan penampilan seni dan budaya ini," ujar Deputi Bidang Pengembangan dan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar, Esthy Reko Astuti didampingi Kepala Bidang Promosi Pameran, Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Bisnis dan Pemerintah Kemenpar Diana Tikupasang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemilihan suguhan seni dan budaya menjadi pilihan yang tepat karena Indonesia memiliki ragam potensI seni dan budaya yang tinggi. Bahkan
nature and culture resources Indonesia selalu masuk
top 20 in the world.
Selain itu, minat wisman datang ke Indonesia 60% karena
culture. Wisatawan sangat ingin merasakan atmosfer budaya lokal. Lalu 35% faktor alam atau
nature dan sisanya 5%
man made.
"Karena itu, seni dan budaya inilah yang disuguhkanS ehingga liburan mereka akan semakin lengkap. Selain mereka belanja,
spa, golf ataupun wisata lainnya yang ada di Batam," paparnya.
Sebagai destinasi wisata, Batam memang populer. Sebaba, letaknya dekat dengan Singapura dan Malaysia, yakni hanya 40 menit menggunakan kapal feri. Wisatanya pun lengkap karena ada 240 industri yang bergabung. Mulai wisata
spa, belanja,
golf, hingga bahari.
"Yang lebih istimewa lagi, semuanya ditawarkan dengan harga yang pasti tidak akan dapat ditolak wisatawan," katanya.
Sementara itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan wisatawan harus diperlakukan layaknya
customer. Sebab, berwisata memberikan pengalaman yang dapat memuaskan jiwa dan raga serta meninggalkan kesan mendalam.
"Kalau kesannya saja sudah tidak enak, pasti wisatawan tidak akan balik lagi. Namun sebaliknya, ketika terkesan, mereka akan menjadi
repeater dan
endorser kecil bagi kolega, keluarga, dan rekan-rekannya untuk pariwisata Indonesia," jelasnya.