Kendal, CNN Indonesia -- Salah satu acara offline GenPI, Generasi Pesona Indonesia, yaitu komunitas netizens yang peduli dengan sektor pariwisata, di Jawa Tengah adalah membuat Pasar Karetan.
Ini merupakan pasar riil tempat penjual dan pembeli bertemu di suatu tempat.
Anak-anak muda GenPI Jateng kali ini mengemas pasar dengan cara yang sangat unik dan kekinian. Khas anak-anak muda yang selalu berpikir beda, mencari sudut pandang yang asyik, bukan hanya offline, tetapi juga online.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Itulah digital lifestyle anak-anak muda, selalu memikirkan impression, obyek foto Instagrameble, interaktif, viral, trending topic, dan tema-tema khas online media sosial. Di mana ada obyek anti mainstream, di situ mereka berkumpul,” kata Menpar Arief Yahya yang terus mengamati perilaku travellers itu.
Pasar Karetan yang di desain anak muda GenPI Jateng ini bukan sekedar bertemu kuliner yang khas, langka, dan sensasional tetapi juga 1001 titik selfie yang “memaksa” pengunjung mengeluarkan ponsel pintar mereka dan memasang aplikasi kamera-nya.
Ini beda dengan pasar-pasar zaman dulu, yang hanya membutuhkan lapak, tempat menata barang dagangan, bertemulah pembeli dan penjual. Pasar Karetan ini pasar penuh aturan.
“Karena aturan itu sendiri sudah unik dan bisa diceritakan di media sosial,” kata Arief Yahya.
Digital lifestyle, kata Menpar Arief Yahya, harus interaktif, berbasis online, bercerita dengan video, gambar, sedikit text, viral alias dari HP ke HP. Bukan lagi dari mulut ke mulut, karena “mulut” mereka adalah gadget, signal, dan wifi.
“Bagus, konsep Pasar Karetan ini! Silakan datang Minggu Pagi 5 November 2017,” ajak Menpar Arief.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Nusantara Kemenpar, Esthy Reko Astuty juga akan hadir di Pasar Karetan Radja Pendapa.
“Iya, saya akan terbang ke Semarang, ingin mencicipi kulinernya, melihat kreasi anak-anak muda GenPI, yang mengubah tempat biasa menjadi luar biasa. Menciptakan atraksi wisata baru buat masyarakat Semarang dan Kendal,” jelas Esthy.
Selain itu, Esthy Reko Astuty juga ingin melihat suasana masyarakat lokal yang diajak berkolaborasi di sana. Perpaduan yang asyik, antara anak muda milenial dan masyarakat lokal yang penuh tradisi.
“Yang satu hidup di online, yang satu di offline, bertemu di Pasar Karetan,” kata Deputi Esthy yang ramah ini.
Bupati Kendal dr. Mirna Annisa M.Si juga memastikan hadir di Pasar Karetan Radja Pendapa.
Pasar ini akan dihidupkan setiap Minggu pagi pukul 06.00 sampai 11.00 WIB dan dirancang agar pengunjung bisa bersantai, berhari Minggu, berlibur bersama keluarga, sahabat, handai tolan, karib, termasuk friends dan followers.
Stafsus Menpar Bidang Komunikasi Don Kardono melihat Pasar Karetan itu sebagai digital sociopreneurship. Digital, karena sebagai produk, hanya dipromosikan melalui media sosial oleh GenPI nasional dan beberapa kali menjadi trending topic di Twitter dan heboh di Instagram, Facebook dan Youtube.
Pasar ini, mengajak netizens dan komunitasnya untuk “kopi darat”, minum kopi karetan ke Pasar Karetan.
“Kami ingin mendownload komunitas medsos dengan followers, subscribers, friends yang berinteraksi di online, kumpul secara offline,” tutur Don Kardono.
“Silakan klik hastag #PasarKaretan, di situlah interaksi promosi Pasar Karetan yang heboh,” kata Don Kardono. Sisi sociopreneurship acara ini mengajak masyarakat kampung Segrumung, Desa Meteseh, Kec Boja, Kendal untuk berjualan dengan konsep back to nature, traditional style, dan sentuhan media social friendly.
Seperti apa sih keunikan Pasar Karetan Radja Pendapa ini? Ikuti seri kedua, Sensasi Pasar Karetan Radja Pendapa Camp (2).
(odh/odh)