Konflik Rohingnya Jadi Alasan Myanmar Sepi Turis

AFP | CNN Indonesia
Selasa, 07 Nov 2017 17:59 WIB
Pasangan Jay-Z dan Beyonce sempat datang ke Myanmar. Tapi, konflik Rohingya membuat turis kini membatalkan rencana kunjungan wisatanya.
Kawasan Mrak-U yang berada tak jauh dari Rakhine, Myanmar. (Thinkstock/Adirek)
Jakarta, CNN Indonesia -- Hanya beberapa tahun setelah pasangan musisi Jay-Z dan Beyonce datang, Myanmar dilanda konflik berdarah, tepatnya di kawasan Rakhine yang dihuni oleh etnis Rohingya pemeluk agama Islam.

Akibat konflik berdarah antara militer Myanmar dan sejumlah militan Rohingya, penduduk yang bermukim di Rakhine ramai-ramai mengungsi.

Sejak terjadi pada Oktober tahun lalu, saat ini konflik tersebut belum juga usai. Akibatnya, industri pariwisata Myanmar menjadi lesu karena banyak turis yang membatalkan kedatangannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Padahal biasanya musim turis mencapai puncaknya di negara yang disebut Burma ini pada Oktober. Turis biasanya datang untuk menikmati beragam pantai dan danau di sana.

“Banyak pemesanan akomodasi yang awalnya dijadwalkan Oktober atau November dibatalkan. Alasannya turis ingin datang setelah keadaan benar-benar kondusif, apalagi melihat yang saat ini terjadi di Rakhine,” kata Tun Tun Naing dari agen perjalanan wisata New Fantastic Asia Travels and Tour, seperti yang dilansir dari AFP.

“Turis dari Jepang, Australia, dan negara Asia lainnya banyak yang memilih membatalkan. Sementara turis dari Eropa banyak yang memboikot kedatangan, karena tidak sepakat dengan tragedi kemanusiaan yang terjadi,” lanjutnya.

Di Yangon, kota yang dijejali banyak bangunan berarsitekur kuno, masih terlihat beberapa turis mancanegara yang berkeliling. Mereka terlihat mendatangi Pagoda Shwedagon, objek wisata yang populer di sana.

Namun, mereka mengakui, kalau konflik yang sedang terjadi membuat suasana liburan mereka agak kaku.

“Sangat sedih melihat konflik yang sedang terjadi. Pemandu wisata kami juga ikut mengatakan hal yang buruk mengenai etnis Rohingya,” kata salah satu turis asal Perancis yang enggan disebutkan namanya.

Sebelum konflik Rohingya pecah, Kerajaan Inggris yang diwakilkan oleh Pangeran Charles dan Camilla juga dijadwalkan untuk berkunjung. Namun, rencana itu kini dibatalkan.

Kementerian Pariwisata Myanmar menargetkan dapat mengundang sebanyak 7,7 juta turis hingga tahun 2020. Sepanjang tahun lalu, sebanyak 5 juta turis telah datang ke sini.

Sepinya turis yang datang ke Myanmar setelah konflik berdarah terjadi membuat industri pariwisata di sana kembali ke titik kelam, sama seperti masa-masa negara itu dikuasai oleh militer pada beberapa tahun yang lalu.

Industri pariwisata di Myanmar baru pulih setelah pemerintahan militer berganti dengan pemerintahan demokrasi pada 2011.

Selain di kota besar, objek wisata juga tersebar di beberapa kota kecil di Myanmar. Hanya beberapa jam dari Rakhine, ada kawasan Mrauk-U yang dikenal dengan banyak bangunan bersejarahnya.

Dua bulan setelah konflik berdarah terjadi, kawasan itu ditinggalkan turis yang biasanya datang beramai-ramai.

“Semua orang yang menggantungkan hidupnya dari industri pariwisata saat ini menganggur,” kata salah seorang pemandu wisata, Aung Soe Myint.

(ard)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER