JIHW ke-9, Wisatawan Asik Berjalan Kaki di Yogyakarta

adv | CNN Indonesia
Senin, 20 Nov 2017 22:00 WIB
Ajang tahunan Jogja International Hertige Walk (JIHW) ke-9 resmi berlangsung di Yogyakarta, Sabtu (18/11).
Jakarta, CNN Indonesia -- Ajang tahunan Jogja International Hertige Walk (JIHW) ke-9 resmi berlangsung di Yogyakarta, Sabtu (18/11). Inilah acara yang menggabungkan antara olahraga jalan kaki sambil menikmati suguhan ragam budaya yang ada di Yogyakarta.

Lebih dari 7.500 peserta, termasuk di antaranya 285 wisatawan mancanegara mengikuti ajang yang berlangsung dua hari tersebut.

Di ajang berskala interasional itu, para peserta diajak berjalan kaki sambil menikmati keagungan budaya Yogyakarta. Misalnya saja Candi Kedulan, Candi Sari, Candi Sambisari, juga Candi Prambanan. Selain itu mereka juga menikmati alam pedesaan dengan keramahan masyarakat serta objek wisatanya, seperti Jembatan Silik di Dusun Karantengah, Kedungmiri, Sriharjo dan Jembatan Oya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

JIHW juga merangkul Omah Perenting untuk kegiatan sub event di lapangan Brahma yaitu Family Fun Walk, lomba mewarnai dan Lomba Melukis Payung. Serta diselingi edutrip yang dipandu oleh Medang Heritage Society serta Hompimpa Kampung Dolanan Anak.

Gubernur DI Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X dalam sambutannya di acara pembukaan di Lapangan Brahma, Kompleks Candi Prambanan, Yogyakarta, mengatakan, event ini tidak hanya untuk mempromosikan gaya hidup sehat, tapi juga untuk meningkatkan komunikasi dan interaksi antarmasyarakat dari berbagai latar agama, kebangsaan, bahasa dan budaya.

Selain itu, menurutnya, juga untuk semakin mengembangkan dan memperkuat sektor pariwisata Yogyakarta sebagai salah satu destinasi utama, baik wisatawan nasional maupun mancanegara.

"Harapan kami, ini bisa menjadi salah satu event pariwisata dan bisa mendatangkan banyak turis untuk menambah devisa negara," kata Sri Sultan. Turut hadir dalam acara pembukaan, Duta Besar Jepang untuk Indonesia, H.E Masafumi Ishii.

Jogja Heritage Walk sendiri terbagi dalam tiga kategori, yakni 5 kilometer, 10 kilometer dan 20 kilometer. Wisatawan mancanegara yang mengikuti ajang ini datang dari berbagai negara, seperti Belanda, Belgia, Jerman, Jepang, Korea Selatan, China, sampai Amerika Serikat dan Kanada.

Dalam kesempatan ini, warga desa diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mempromosikan potensi.

"Termasuk potensi ekonomi warga setempat. Mulai dari kerajinan tangan serta olahan pangan tradisional yang ada di desa tersebut, di samping kesenian tradisional dan keramahtamahan warga setempat," katanya.

Deputi Bidang Pengembangan dan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kementerian Pariwisata, Esthy Reko Astuti, didampingi Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Bisnis dan Pemerintah Tazbir mengatakan, event ini sangat menarik untuk menarik minat wisatawan, khususnya mancanegara.

Hal ini tidak lepas dari keunikan yang dimiliki Yogyakarta dengan segudang ragam budaya dan keindahan alam. Sehingga ketika dikolaborasikan dengan event jalan kaki kelas dunia, menjadi satu atraksi yang kuat.

Terlebih Indonesia adalah satu-satunya negara ASEAN yang menjadi anggota International Marching League (IML) atau Liga Jalan Kaki Dunia.

"Peminatnya besar, datang dari banyak negara. Sehingga bisa menjadi gaya hidup sehat tapi juga sekaligus mempromosikan pariwisata ataupun olahraga rekreasi. Kita pun akan semakin terbantu karena acara ini masuk dalam situs IML internasional," ujar Esthy yang juga didampingi Kepala Bidang Penguatan Jejaring Kemenpar Hidayat.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menyebut sport tourism memiliki pengaruh tak langsung atau nilai berita yang tinggi. Bahkan lebih tinggi dari pengaruh langsungnya.

“Karena itu, promosi dan informasi soal sport tourism itu harus ditangani dengan baik,” jelas Arief Yahya.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER