Timor Tengah Utara Gelar Lomba Pacuan Kuda

adv | CNN Indonesia
Kamis, 30 Nov 2017 19:38 WIB
Timor Tengah Utara (TTU) semakin ramai dengan kegiatan wisata perbatasan (crossborder tourism).
Jakarta, CNN Indonesia -- Timor Tengah Utara (TTU) semakin ramai dengan kegiatan wisata perbatasan (crossborder tourism). Setelah Rally Motor Wisata, kali ini ada "Pacuan Kuda Crossborder" yang digelar di kabupaten yang berbatasan dengan Timor Leste ini.

Sebanyak 160 peserta dari Kupang, Kefamenanu, Attambua, Sumba, Rote dan negara tetangga Timor Leste, beradu cepat dalam acara yang digelar di Arena Pacuan Kuda Kilometer 9 Kota Kefamenanu, NTT. Acara ini berlangsung sejak 26 hingga 30 November 2017.

Para joki bertarung dalam dua kategori, yakni nasional dan lokal. Kelas yang dipertandingan yakni A super, kelas A sprint, kelas sprint terbuka, kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, kelas E, dan kelas pemula. Total hadiah mencapai Rp 250 juta disiapkan bagi para pemenang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pacuan kuda adalah salah satu yang paling favorit di wilayah ini," ujar Ketua Panitia Pacuan Kuda Crossborder, Bonny Adisitri.

Karena itu, kata Bonny, antusiasme masyarakat pun begitu besar. Tidak hanya sebagai peserta, tapi juga menyaksikan langsung pacuan kuda. Acara ini menjadi ajang berkumpul bagi masyarakat dan wisatawan.

"Para joki tentu tidak sendiri, tapi juga selalu didampingi bersama tim yang terdiri dari lima hingga tujuh orang. Sehingga kunjungan wisatawan pun meningkat," ujar Bonny.

Sementara itu, Bupati Timor Tengah Utara (TTU) Raymundus Sau Fernandes mengatakan, pacuan kuda adalah hiburan rakyat di TTU.

"Sejak saya ada di pemerintahan, saya membangkitkan kembali event pacuan kuda ini. Sebagai hiburan untuk rakyat di Timor Tengah Utara," ucap Raymundus.

Lomba ini pun, kata dia, bisa dijadikan sebagai ajang untuk melestarikan Kuda Timor agar tidak punah.

"Fungsi kuda sudah tergeser dengan hadirnya motor, kendaraan dan lain sebagainya. Kuda bagi orang Timor itu dulu alat transportasi, alat angkutan barang dan lain sebagainya. Tetapi dengan perkembangan teknologi yang maju membuat fungsi kuda kemudian tergeser," ucapnya.

Kuda bagi masyarakat TTU, menurut Raymundus, merupakan peradaban orang Timor, NTT. Kuda sangat dekat dengan kehidupan masyarakatnya yang tidak bisa dipisahkan.

"Oleh karena itu event ini akan menjadi daya tarik sendiri. Karena kita akan lakukan event ini tetap tiga kali dalam setahun. Selain hiburan rakyat, tetapi ini juga ini bisa menjadi ajang promosi wisata bagi Kabupaten TTU. Terlebih dengan adanya respons yang besar dari negara tetangga, Timor Leste," ujarnya.

Asisten Tata Praja Kabupaten TTU, Willibrordus Apaut menambahkan, ajang ini merupakan acara bergensi untuk TTU dan nantinya diharapkan dapat menjadi ikon daerah. Sehingga ke depan dapat mengangkat nama TTU sebagai tujuan wisata perbatasan di tingkat nasional maupun tingkat internasional.
Di Kefamenanu, kata Willibrordus, pemerintah telah menargetkan pembangunan patung Kristus Raja yang dapat menjadi objek wisata baru.

"Kegiatan pacuan kuda ini juga merupakan kegiatan untuk mendukung pengembangan wisata dan diharapkan mendorong tumbuhnya ekonomi kreatif di sekitar objek wisata," ucap Willibrordus.

Di sisi lain, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi apa yang dilakukan pemda di wilayah perbatasan ini.

“Atraksi-atraksi di daerah perbatasan harus diperbanyak. Wisman perbatasan relatif dapat diperoleh dengan mudah dan cepat dengan menggelar berbagai atraksi lomba dan event, serta pertunjukan kesenian seperti konser musik,” kata Arief.

Apalagi, berdasarkan data, wisman perbatasan punya kontribusi signifikan dalam mendongkrak jumlah turis asing.

“Data dari BPS, wisman yang berkunjung ke Indonesia melalui Pos Lintas Batas (PLB) periode Mei 2017 mencapai 156 ribu kunjungan, angka ini mengalami kenaikan sebesar 722,38 persen jika dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Kita harapkan kontribusi tahun ini akan meningkat,” ucap Arief.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER